MENGUAK MISTERI BLACK MAGIC Bag. I

Guna-guna atau pengasih-asih yang merupakan cabang ilmu pengiwa kini menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan masyarakat Bali. Guna-guna (di Jawa disebut pelet,red) yang mempunyai kekuatan magis dan diyakini mampu membuat orang jatuh cinta secara mendadak ini, belakangan banyak disalahgunakan untuk hal-hal negatif.
lronisnya yang membawa guna-gurta sekarang tak terbatas anak-anak muda yang sedang mencari istri atau suami, orangtua-umumnya orang berduit yang sudah beranak cucu pun banyak memburu guna-guna.

Walau tak ada data pasti menyebutkan berapa korban guna-guna sudah terjadi di Bali selama in!, yang jelas dari pengakuan sejumlah korban dapat dipastikan cukup banyak. Para korban guna-guna akan selalu melibat pemasang guna-guna itu cantik atau tampan. Dalam pandangan matanya hanya wanita atau lelaki itu yang sefalu terbayang. Bahkan dalim mimpi pun si pemasang guna-guna itu selalu muncul.

Seperti djungkapkan Ida Pedanda Gde Bhaskara Simpangan Manuaba dari Geria Giri Gede Simpangan Buduk, ada beberapa jenis guna-guna kita kenal. Yang paling ampuh biasanya Guna - guna "Ki Jaran Guyang". Ciri - cirinya begitu kena langsung bereaksi dan orang yang diguna - gunai akan tampak genit di luar akal sehat. Tetapi genitnya ini hanya ditujukan kepada seseorang yang mengenai. "Guna - guna ini memang banyak digunakan orang untuk mencari istri," jelas Ida Pedanda Gde Bhaskara.

Apa yang disampaikan Ida Pedanda memang benar. Malah masyarakat juga mengenal guna - guna sejenis 'Lintrik'. Jenis guna~ guna ini bisa mengendalikan nafsu seks sescorang. Seperti yang dialami' pasangan suami - istri di Jembrana, sebut saja namanya Wayan Galir - Ketut Lasti. Pasangaii yang sudah dikarunia empat anak ini tergolong rukun dan bahagia, Namun dalam perjalanannya ternyata menemui sandungan, yang berpuncak pada cekcok berkepanjangan. Apa pasal ? Usut punya usut, ternyata cikal bakal peristiwanya berawal dari sang galir secara iseng melalap sosok cantik 'daging mentah' di Gilimanuk, sebut saja namanya Asri.

Asri dikenal dikalangan para penjaja cinta itu memiliki berbagai kelebihan, baik tubuh yang sintal, bekulit kuning kangsat, waiah menggoda, dan susu yang besar menantang, belum lagi bentuk pinggul yang aduhai. Wayan Galir yang merasa puas dilayani Lasti, rela menguras kantongnya, lasti yang tak ingin mangsanya.jatuh ke pelukan rival lainnya, akhirnya menebar jurus jitu, yakni dengan memainkan juris lintrik, sejenis pengaruh guna - guna. Dengan cara ini sungguh fatal akibatnya ditanggung Jijik. Betapa tidak 'Burung' kesayangan galir jadi Iumpuh total alias tidak berfungsi. Ini konon berkat pengendalian yang dilakukan Asri dari jarak jauh. Bisa dibayangkan bagaimana nasib bahtera rumah tangga bila yang satu vital lelaki tidak mampu berkicau. Akhirnya, perang mulut pun meletus melanda pasangan Galir- Lasti Di kalangan keluarga Lasti pun curiga, Galir diyakini terkena lintrik. Karena saat bercengkrama dengan wanita pemuas seks itu, Galir sempat menyebutkan namanya secara jujur ketika ditanya sang WTS itu.

Konon, menurut Galir, jurus yang dipakai Asri itu culcup ampuh, karena bisa mengendalikan 'burung' seseong yang pernah menyetubuhinya, meski dari jarak jauh. Dan, kondisi 'burung' itu bisa diatur misalnya agar mau kenceng untuk dirinya sendiri, Sedang untuk sang istri akan loyo alias lengkong. Atas kejadian ini, lasti sang istri tak ingin rumah tangganya berantakan begitu saja gara-gara lintrik. Akhirnya dia pun dengan semangat pantang putus asa terus mencari Asri . Dan, memang berhasil ditemukan di pelabuhan Gilimanuk. Perang mulut pun meledak. Lasti menuntut bahkan bernada mengancam, agar Asri mengembalikan segera kondisi 'burung' suaminya seperti sedia kala yang dikenal 'greng. Dan, sejak itu memang stamina 'burung' galirtak galir lagi.


Pengakuan Korban 'Guna - guna'

Sering Melamun Bila Sedang Sendirian

Sudah banyak 0rang rneniadi korban guna-guna. Dari korban itu kebanyakan wanita. Mereka sebelumnya tidak menyadari kalau dirinya telah terkena guna~guna. Paling tidak inilah pengakuan para korban guna - guna.

SEORANG gadis ayu sebut saja namanya Ni Luh Lintang, berkisah soal pengalamannya 'terkena' serangan yang diduga kuat semacam guna-guna. Ketika itu, dia bekerja di sebuah BPR di kawasan Bali Timur, sekitar penghujung, tahun 1992. Ni Luh yang menempati posisi di bagian administrasi itu cukup betah bekerja di BPR itu karena suasana kerjanya dirasakan sangat menyenangkan. Apalagi di tempat kosnya, teman-temannya. sangat baik dan penuh kekeluargaan. Itu pula yang, menyebabkan, Ni Luh enggan pulang ke kampungnya di Denpasar karena telanjur betah di tempat kosnya. Kadang-kadang orang tuanya yang sampai menjemputnya untuk diajak pulang karena ada rerahinan Hindu.

Namun ketenangan Ni Luh di tempat kosnya ternyata tak berlangsung lama. Menginjak bulan ketiga, Ni Luh merasa ada sesuatu yang janggal dan aneh dirasakan pada dirinya. Hal ini bermula, ketika seorang temiannya, bekas teman sekolah di SMA dulu, sebut saja namanya I Tengal, suatu ketika datang ke tempat kosnya. Ni Luh sendiri sebenarnya kaget atas kehadiran temannya di rumah kosnya, karena selama itu tak pernah memberitahu tentang keberadaannya di rumah itu, malah juga sejak kos dan bekerja di BPR itu belum pernah ketemu dengan I Tengal.

Ada apa dengan I Tengal? Ternyata saat bertamu pertama kali itu, tangan I Tengal sedikit menampar (nampel, bahasa Bali) bagian tubuh Ni Luh Lintang, yang bagi Ni Luh dianggap hal biasa saja. Maklum I Tengal ini dikenal agak urakan dalam penampilannya. Semasa SMA, Tengal dikenal siswa yang suka ngelubak alias playboy, walau mungkin masih katagori kelas 'kambing'. Termasuk juga pernah menaruh hati kepada Ni Luh. Namun Ni Luh tdk terlalu menanggapinya, lantaran sosok Tengal bukanlah tipe pria yang menjadi idaman Ni Luh.

Namun rupanya, 'tampelan'-nya I Tengal ternyata bukan sekadar tampelan biasa. Di balik itu ada sesuatu yang terselubung, terbukti hanya berselang beberapa jam Ni Luh merasakan kedua kakinya seperti lurnpuh. Teman - temannya juga heran, karena di bagian tubuh Ni Luh yang tampak putih mulus itu tak sedikit pun ada bekas luka atau memar. "Tapi saya merasakan sangat sakit seperti lumpuh," kisah I Luh yanr merasa trauma mengenang peristiwa itu. Dan, dampak selanjutnya pun dia merasakan yang lain ketika menerima kedatangan I Tengal ke rumah kos belakangannya. Dia sendri tak habis pikir, kenapa dalam waktu yang relatif singkat, perasaannya berubah melihat sosok Tengal. Kalau sudah tengal datang, jiwanya terasa luluh dan merasa sayang sekali.

Begitu juga ketika ditawari untuk jalan-jalan di seputar kota Denpasar, yang tak lagi mengenal malam Minagu, langsung saja diiyakan Ni Luh. Sampai sualu ketika, Ni Luh diajak ke sebuah penginapan dan menginap semalam suntuk. "Tak perlu saya ceritakan, apa saja yang saya alami malam itu bersama I Tengal," cerita Ni Luh bernada menyesal. Dan selanjutnya pada hampir setiap kesempatan yang ada, I Tengal rajin Menjemput Ni LuH untuk diajak 'terbang' ke alam antah berantah.

Anehnya, Ni Luh seperti punya dua perasaan. Ketika I Tengal datang dan secara fisik berdekatan, Ni Luh merasa sangat sayang dan seperti takut kehilangan akan I Tengal yang dikenal cukup banyak omong itu. Namun sisi lain, ketika pacarnya itu pergi, entah berada dimana, yang timbul dalam perasaannya justru sebaliknya, yakni rasa benci. "Saya tak tahu, kok ada semacam perasaan benci, kalau Tengal berjauhan dengan saya," ujarnya, seakan tak mengerti.

Dan satu hal baru yang ditunjukkan dari sikap Ni Luh, yakni lebih sering melamun, baik kalau lagi ada di rumah sendirian atau di tempat kerjanya. Kenyataan ini sering dilihat teman-temannya satu tempat kos. Tak cuma itu, kedua orang tuanya juga menangkap gejala ini, yang dinilai telah terjadi sesuatu yang tak wajar pada diri anaknya. Guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan terlalu jauh, kedua orang tuanya akhirnya memutuskan berhenti anaknya kerja di bank yang sudah cukup maju itu. Di rumahnya di Denpasar, Ni Luh tampak tak tenang dalam kesehariannya, malah lebih senang melamun.
Akhirnya suatu hari, anaknya dibawa ke sebuah Balian (dukun). karena diyakini Ni Luh telah terkena guna-guna oleh temannya. Oleh Balian yang cukup dikenal itu, Ni Luh pun menjalani pengobatan secara bertahap, yang model pengobatannya relatif langka. Konon, cara itu bisa membersihkan pengaruh guna-guna yang diduga dipakai temannya tadi. "Cukup lama saya merasa hidup dalam kehampaan. Tak hanya di rumah, di jalan pun ketika berada di atas sdpeda motor, pikiran saya sering kosong. Tapi syukurlah setelah juga diobati dengan cara-cara lain, kini saya sudah merasa sehat lahir batin kembali seperti dulu," kisah Ni Luh, yang berharap penyakit itu cukup sekali saja dialamai dalam hidupnya.
Mencuri Mayat

Bagi sebagian kalangan masyarakat ada yang percaya bahwa perawan suci yang mati di hari pasaran (hitungan kelahiran Jawa) tertentu itu memiliki kekuatan gaib. Konon, Hari Selasa Kliwon merupakan kematian perawan suci yang ditunggu-tunggu para penganut ilmu hitam. Hanya mengambil kain kafan dan rambutnya, maka dua benda itu dapat dijadikan jimat yang ampuh. Tatapi, syaratnya pun berat sangat. Inilah kisah sang pencuri mayat dari kota Indramayu.

Cerita ini berawal dari sebuah mitos di salah satu daerah yang berada di wilayah Indramayu. Menurut cerita, konon penduduk setempat apabila seorang wanita meninggal dunia pada hari dan pasaran tertentu dan wanita tersebut masih dalam keadaan perawan, maka rambut dan kain kafannya bisa dijadikan aljimat kesaktian, dan bagi orang berhasil mengambilnya dari dalam kubur. Tentunya ini merupakan pekerjaan orang-orang yang menganut ilmu sesat.

Sebab adanya kepercayaan inilah, maka, bagi keluarga yang mempunyai anak perawan mati di hari dan pasaran itu kuburannya akan dijaga selama 7 hari, guna untuk menghindari pencuri mayat, yaitu orang-orang yang sedang menjalankan ritual ilmu hitam. Seperti cerita dalam kisah misteri ini. Digambarkan ada dua orang, yaitu Marto dan Yono yang tengah mempelajari ilmu hitam dan memerlukan ritual dengan mengambil kain kafan dan rambut mayat perawan yang meninggal dunia di hari dan pasaran yang ditentukan, yakni di hari Selasa Kliwon.

Malam itu, Marto dan Yono, dua pemuda terlihat tengah mengendap-ngendap di lokasi kompleks pemakaman. Malam itu, suasana kompleks makam sangat gelap. Cahaya bulan sabit tak mampu menerobos lebatnya daun-daun pohon yang besar dan berumur tua yang tumbuh di dalam kompleks makam. Bayangan pohon tua dan kegelapan malam serta suara jangkrik dan binatang malam terdengar dari tengah-tengah kompleks makam yang terkenal angker itu.

Namun, suasana yang menyeramkan itu tidak membuat dua orang tersebut mundur. Mereka terus mengendap-ngendap memasuki kompleks makam. Sesekali mereka saling berpandangan dan berbisik-bisik. Mata mereka dengan cermat mengawasi sekelilingnya terutama ke arah gundukan makam yang masih baru.

Suara-suara binatang malam makin nyaring terdengar, serta lolongan anjing dari kejahuan membuat suasana semakin wingit. Suasana ini membuat salah satu diantara mereka menjadi takut. Marto, terlihat ketakutan itu surut ke belakang dan segera menarik tangannya Yono. "Mas, kayaknya lebih baik kita batalkan sajalah....saya takut nih," ujar Marto.

Melihat temannya gemetar dan ketakutan. Yono malah tertawa mencoba untuk menyakinkan kalau dialah lebih berani, "Alaaah...., gitu aja takut, kayak cewek...Ayo, teruskan !" ajak Yono sembari menggapit lengan Marto. Marto pun terpaksa nurut. Namun, makin dekat dengan kuburan baru yang merupakan makam perawan suci yang sedang diincar itu. Marto makin merinding. Bulu kuduknya berdiri semua, tangan dan kakinya bergemetaran.

Keringat dingin pun mencucur, saking ketakutannya, hingga air kencingnya tak tertahankan lagi. Maka, ia pun segera minta izin pada Yono untuk kencing. Marto menjauh ke balik pohon besar untuk buang air kecil. Setelah dirasakan cukup aman, Marto pun dengan gegas membuka resleting celananya. Celaka, rupanya tanpa disadari, diam-diam ada mahluk halus tengah memperhatikannya dari atas pohon tua itu. Wujud mahluk itu sangat menyeramkan.

Untuk sesaat Marto tidak menyadari kehadiran mahluk itu, tetapi, perasaannya semakin tidak enak. Bulu kuduknya makin meremang. Ditolehnya kanan kiri. Sepi, tak ada apa-apa yang berarti. Hanya

bayang-bayang pohon tua. Marto dengan perasaan menggigil meneruskan keperluan buang air kecil. Ketika selesai dan hendak menutup resletingnya, betapa terkejutnya Marto ketika ada sesuatu yang jatuh dari atas menimpa kepalanya. Ia tak berani melihat ke atas dan tak peduli lagi benda apa yang jatuh menimpa kepalanya, langsung angkat kaki berlari-lari kearah Yono. Yono melihat Marto dalam keadaan itu pun heran dan bertanya apa yang terjadi. Marto ketakutan hingga tak bisa bicara dengan wajah pucat pasi ia menunjuk kepalanya. Yono dengan penasaran meraba rambut dikepala Marto. Dan.....bertapa kagetnya ketika Yono menemukan segengam cacing, binatang itu terlihat berdarah-darah. Mata

kedua insan itu terus mengawasi mahluk itu yang semakin menyeramkan. Darahnya semakin banyak dan berceceran.

Mendadak saat itu juga, muncul sosok seorang wanita muda yang menyeramkan. Rambutnya panjang terurai dan wajahnya penuh darah. Melihat kehadiran mahluk menyeramkan itu, dua pemuda yang baru mulai belajar ilmu hitam itu, tadinya nekad untuk menggali kuburan perawan suci, akhirnya lari terbirit-birit meninggalkan kompleks makam "Sssseeeeeee...tannnn!" teriaknya mereka berdua sambil lari pontang-panting.

Cerita tentang pencuri kain kafan dan rambut mayat perawan suci untuk dijadikan aljimat, memang cukup merata di pulau Jawa. Sepertinya, banyak masyarakat yang masih kental dengan ajaran kejawen dan kepercayaan pada hal-hal berbau gaib itu. Sehingga ritual semacam itu pun masih ada dibeberapa wilayah, terutama, di daerah-daerah pedesaan.

Kepercayaannya, bagi siapa yang berhasil mengambil dua benda itu, maka ia akan memiliki kesaktian. Misalnya, kebal bacok, berwibawa dan lain-lain. Ada pula percaya bahwa untuk memperoleh dua benda yang dianggap kramat itu harus dilakukan penggalian kubur perawan suci yang meninggal pada hari dan pasaran tertentu tanpa alat bantu. Mereka harus menggali kuburan itu dengan tangan kosong.

Keberanian memang sangat diutamakan. Konon, mereka yang nekad memburu benda kramat itu akan diganggu berbagai mahluk menyeramkan penghuni kuburan atau hantu sipemilik benda tersebut. Tak heran, mereka yang berhasil mendapatkannya juga akan terus dikejar-kejar oleh mahluk menyeramkan, yang dipercaya sebagai hantu dari perawan suci yang diambil kain kafan dan rambutnya itu. Apabila sang pencuri itu tidak memiliki kekuatan gaib atau ilmu hitam, maka, ia akan kalah, namun, jika ia memang menganut ilmu hitam, maka ilmunya akan semakin tinggi.

Sayangnya, untuk melakukan ritual itu sangat tidak gampang. Banyak yang gagal daripada berhasil. Sebagai contoh cerita Marto dan Yono diatas, yang percaya dengan ritual sesat itu, ketika ada perawan suci dikampungnya meninggal pada hari dan pasaran tertentu, maka mereka yang memang tengah mempelajari ilmu sesat segera bertindak.

Tengah malam mereka ke kompleks makam tempat gadis itu dikubur. Dan menggali gundukan tanah itu untuk mencuri kain kafan dan rambut mayat. Celakanya, ketika tengah menggali makam itu tiba-tiba muncul hantu yang sangat menyeramkan. Kehadiran hantu itu membuat mereka lari ketakutan hingga membatalkan niatnya untuk mencuri kain kafan dan rambut mayat.

BERSAMBUNG..............