TES PAI KLS 7

Rabu, 24 Februari 2010

PESUGIHAN Bag. II

Pesugihan blorong bagi yang ingin kaya mendadak

Dalam mitos masyarakat Jawa, memelihara pesugihan Blorong bisa menyebabkan kaya mendadak. Wujud pesugihan ini berbentuk ular naga yang bersisik emas. Yang lebih dahsyat, bila pemilik pesugihan melakukan hubungan badan dengan Ular Blorong itu, maka sisik-sisiknya yang berupa emas dan permata akan rontok di tempat tidurnya.
Menurut mitos yang berkembang, ular raksasa itu hidup di rawa yang ditumbuhi dengan pohon teratai. Bahkan, kekayaan yang didapat dari pesugihan Blorong ini bisa diulur sampai dua periode. Sebagai tebusan, kalau kelak pemiliknya sudah meninggal dunia, maka harus ikut padanya.

Tak ayal, ribuan bangkai manusia selalu berserakan di rawa-rawa itu. Namun untuk mendapatkan pesugihan jenis ini memang tidak mudah. Mengapa? Sebab, membutuhkan persyaratan dan pengorbanan luar biasa.

Pesugian Blorong ada di kawasan lingkar Pulau Jawa. Tetapi, di daerah mana letak persisnya pesugihan Blorong bisa didapat, sejauh ini tidak ada data resmi. Ataukah di kawasan Jabar meliputi daerah Cimais, Ciberium, atau daerah lain. Di Jatim, yang disinyalir basis pesugihan seperti itu berada di Kabupaten Banyuwangi, Pacitan, Tulungagung, dan Kabupaten Gresik, sedangkan di Jateng berada di kawasan Parangtritis.

Pemunculan pesugihan Blorong boleh dibilang sama misterinya dengan ujudnya. Sebagian orang ada yang menyebut Blorong adalah wanita sehingga disebut nyai. Akan tetapi, ada juga yang mengatakan yai, berarti pria. Yang jelas, Blorong adalah makhluk hidup yang sekujur tubuhnya bersisik, bisa mengeluarkan emas lantakan saat melakukan senggama dengan orang yang memeliharanya.

Seperti halnya Nyi Rara Kidul yang menjadikan Pantai Selatan sebagai istananya. Kalau Nyi Blorong, lebih suka hidup di rawa. Rawa dijadikan keratonnya, lengkap dengan jasad manusia yang saat hidup menjadi pengikutnya. Rawa-rawa itu, demikian urai beberapa pakar pesugihan, ditumbuhi banyak tumbuhan teratai.
Seperti halnya dunia maya. Meski secara implisit keberadaan rawa-rawa itu bisa dilihat dengan mata telanjang, kalau tidak memiliki ilmu linuwih, muskil setiap orang bisa mengetahui kalau rawa yang ditumbuhi pohon teratai itu sebenarnya istana Nyi Blorong.

Bagaikan orang yang mempunyai utang. Nyi Blorong sebelum menyanggupi untuk menolong calon kurban, sebelumnya mengadakan perjanjian untuk membahas masalah tebusan. Konon, pembicaraan tebusan itu dilakukan keduanya sembari bersenggama di tempat tidur. Sama persis dengan kekayaan yang diperoleh lewat jalur yang tidak direstui agama. Umur kekayaan versi Nyi Blorong, hanya tujuh tahun. Jika yang bersangkutan ingin memperpanjang, bisa diulur lagi, satu periode lamanya dan tebusan berupa mayat bisa dialihkan ke orang lain. Selanjutnya, korban tak boleh diwakilkan. Artinya, kelak setelah meninggal, harus menjadi pengikutnya. Memang mengambil pesugihan jenis ini tidak mudah, berbeda dengan jenis tuyul yang bentuknya hanya menyerupai manusia kecil dan berkepala gundul. Tapi, Blorong memang lain. Di samping selalu meminta tebusan nyawa, jenis pesugihan ini kalau menampakkan diri selalu berwujud ular naga yang bersisik mengkilat keemasan.

Salah seorang yang pernah mengambil pesugihan jenis ini mengungkapkan, kesulitan perekonomian keluarganya telah membuat mata batinnya buta. Dia bersama suaminya berangkat ke suatu tempat keramat. Di tempat itu ada makam tua yang biasanya dipergunakan orang-orang mengambil jalan pintas untuk mencari pesugihan.
Setelah bertemu dengan juru kunci makam, Lasni dan suaminya mengutarakan niatnya untuk mengambil pesugihan. Dia pun mendapat tawaran dari sang juru kunci, pesugihan jenis apa yang ia minati. Karena ingin cepat kaya, saya langsung meminta agar diberi pesugihan kelas atas,” cerita Lasni. seperti dikutip Posmo.
Walaupun sudah sepakat dengan berbagai persyaratan yang diajukan, lanjut Lasni, dirinya gagal mendapatkan pesugihan. Hal itu disebabkan saat malam pertama ketika Ular Blorong datang ke rumahnya. “Ular itu datang dengan mendesis-desis, kemudian menindih tubuhku. Saat itulah saya menjerit hingga seisi rumah bangun dan mendatangi kamar saya. Ya, mungkin saya memang ditakdirkan begini. Namun, saya bersyukur karena usaha saya untuk mendapatkan pesugihan itu gagal,” papar Lasni seperti dikutip Posmo.

PESUGIHAN LERENG MERAPI

MAKAM yang bertengger di kawasan Cangkringan, Sleman Yogyakarta, dipercaya sebagai kuburan tokoh sakti zaman dulu. Sehingga selalu dipenuhi berbagai sesaji. Banyak peziarah melantunkan berbagai permintaan, mulai kenaikan pangkat, ilmu kanuragan sampai pesugihan.

Setiap malam Jumat Kliwon, orang memasang sesaji jajan pasar dan kembang tujuh rupa, lantas berdoa minta berbagai permohonan. Tempat yang dikenal dengan nama Watu Tumpeng itu dipercaya memiliki kekuatan gaib.

Padahal, menurut jurukunci Watu Gunung, gundukan tanah itu bukan kuburan manusia, melainkan gajah tunggangan Kerincing Wesi saat menjaga Gunung Merapi.

Konon, Kerincing Wesi berubah menjadi raksasa setelah makan telur naga Kiai Jagad, lantas ditugaskan menjaga Gunung Merapi. Untuk menjalankan tugas, ia menerima seekor gajah dari Panembahan Senopati. Ketika gajah itu mati, Kerincing Wesi menguburkannya di lereng Merapi.

Kini, pada malam-malam tertentu, sering terdengar lenguhan gajah. Malah, ada warga yang mengaku melihat binatang itu melintas. Bagi peziarah, apa atau siapa yang berada di dalam kuburan itu, tidak menjadi masalah. Yang penting, tempat itu mempunyai kekuatan gaib yang menjanjikan perubahan nasib.

Kata beberapa sumber, sebagian besar peziarah memasang sesaji untuk persembahan kepada yang sumare dengan keinginan, kekuatan gaib yang memancar akan membalas jasanya setelah diberi makan. Jasa itu berupa kelancaran rezeki atau melimpahnya harta tanpa tanggungan tumbal. Jadi, pesugihan Lereng Merapi berbeda dengan Tuyul, Blorong, Cakar Monyet, babi Ngepet, Bulus Jimbung dan sebangsanya. Hanya sekadar medium berdoa, kendati banyak yang tergelincir dengan memanjatkan doa bukan kepada Tuhan.


Pesugihan Munding Seuri, wajah anak jadi tumbal

Jalan menjadi kaya raya tidak mudah. Kerapkali kita terpaksa merelakan si buah hati memikul akibatnya. Demikian pula yang diminta oleh pesugihan Munding Seuri. Si lelaku harus bisa menerima kenyataan jika wajah anaknya akan cacat.

Pesugihan munding seuri terletak di kawasan Gunung Gede, Cibodas. Di sebelah Tenggara gunung ini, dipercaya masyarakat sebagai tempat bersemayamnya Raden Surya Kencana, putra Raden Aria Wiranatudatar, pendiri kota Cianjur yang beristrikan mahkluk halus.

Di kawasan Tenggara ini pula, ada sebuah gubuk yang didalamnya terdapat gundukan mirip makam. Tempat yang disebut padepokan ini menjadi tempat orang yang mencari pesugihan. Namun laku hanya bisa dilakukan saat bulan purnama. Jika tidak, konon segala upaya yang dilakukan akan sia-sia.

Menuju lokasi ini sangat tidak mudah. Para lelaku harus berjalan kaki selama seharian penuh, melintasi jalan setapak yang menanjak. Dan jika musim hujan tiba, mereka juga harus ekstra hati-hati karena medan yang sangat licin. Namun semua itu, kebanyakan dianggap sebagai salah satu tantangan untuk meraih keinginan, menjadi kaya dengan cara mudah.

Ritual dilakukan saat matahari telah terbenam. Mereka harus bertelanjang bulat, baru kemudian berendam di sebuah kubangan lumpur. Namun sebelumnya, harus menaburkan kembang setaman dan kemenyan di Padepokan Seuri. Setelah fajar menyingsing, barulah ritual tersebut boleh dihentikan dan para lelaku bisa membersihkan diri dengan berguling-guling di rerumputan. Selanjutnya, mereka masuk kembali ke dalam padepokan.

Konon di dalam sana, para lelaku akan melihat wajah anaknya yang cacat sebagai tumbal. Jika ingin kaya, mereka harus rela wajah anaknya yang akan lahir nanti cacat. Uniknya, para pencari kekayaan ini diberi kesempatan memilih wajah anaknya. Kebanyakan mereka memilih anak yang bermulut sumbing.

Syarat yang diminta ternyata tak cuma itu. Mereka juga harus memelihara beberapa ekor lembu. Lembu itu ada yang dilepaskan di sekitar padepokan, ada pula yang harus dipelihara di rumah. Selain itu, setiap bulan purnama tiba, si lelaku harus menyediakan seikat rumput yang ditaruh di bawah tempat tidur


Gaet gendruwo lewat masakan burung gagak

Pesugihan bulu gendruwo memang kurang populer di masyarakat. Alasannya, untuk mendapatkan cukup sulit. Si peminat harus menyediakan masakan dari burung gagak yang diletakkan di bawah pohon gayam dan bertelanjang bulat.

Menurut beberapa orang yang telah mendapatkan pesugihan bulu gendruwo, meski mendapatkannya cukup sulit, pesugihan ini dipilih lantaran tidak terlalu berbahaya. Tidak minta tumbal orang atau nyawa.

Yang diperlukan hanyalah masakan burung gagak serta pohon gayam. Di kota metropolitan seperti Jakarta, pohon gayam sulit ditemukan. Makanya para peminat kebanyakan pergi ke desa-desa di pelosok Pulau Jawa.

Setelah masakan siap, saat matahari bersembunyi, peminat harus membawa makanan itu ke pohon gayam yang telah ditentukan. Kemudian ia harus membuka seluruh pakaiannya. Biasanya dalam waktu yang tidak begitu lama, gendruwo yang dilukiskan berwajah menakutkan dan sekujur tubuhnya dipenuhi bulu-bulu, akan muncul.

Gendruwo tersebut akan melahap makanan yang dibawakan si peminat. Saat itulah, si peminat dituntut kelincahannya. Mereka harus mampu mengambil minimal satu bulu di tubuh gendruwo.

Jika beruntung, maka si peminat akan mendapatkan bulu yang diinginkannya. Tapi jika tidak, bisa jadi ia malahan akan dimangsanya. Karena itu, orang yang gagal biasanya enggan mencoba lagi. Takut kalau-kalau malahan kehilangan nyawa.

Orang yang berhasil mendapatkan bulu, biasanya mudah mendapatkan kekayaan. Rejeki akan mengalir bak air bah. Tak tertahankan lagi.


Mengais uang di tengah pusara

Di kalangan pelaku spritual, ada teknik khusus untuk mengais rupiah di tengah kuburan. Caranya, dengan berjualan sate gagak kepada arwah gentayangan. Konon, penghuni makam di lereng Gunung Bugel, Rembang pernah membeli sate gagak sampai Rp. 30 juta dalam semalam.
Untuk menjadi pedagang sate bagi arwah gentayang, yang diperlukan adalah burung gagak hitam yang masih hidup, minyak Arrohman, serta kemenyan. Dan syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah keberanian untuk bertemu dengan para lelembut dari berbagai rupa.
Pada tengah malam yang telah ditentukan, burung gagak harus dibawa ke makam yang akan dijadikan lahan berdagang. Sesampainya di tempat yang dituju, baca doa-doa khusus untuk membuka alam gaib, sambil membakar kemenyan. Tunggu sampai gagak yang dibawa berkoak-koak.
Ketika burung itu berbunyi, pada saat itulah momen yang paling tepat untuk menyembelih burung gagak itu. Bersihkan bulu-bulu yang menghiasi tubuhnya, lalu olesi dengan minyak Arrahman. Kemudian potong daging burung sesuai degan ukuran yang dikehendaki. Bakarlah daging itu layaknya sate biasa.
Pada saat bersamaan, para pembeli sate akan berdatangan. Mereka adalah arwah gentayangan dengan wujud yang beraneka rupa. Ada yang kakinya patah atau remuk, wajahnya rusak dengan darah yang mengalir deras, atau kakinya tinggal sebelah karena kaki yang lain terlepas. Pendeknya, wujud mereka sangat menakutkan dengan bau anyir darah yang mrenyengat.
Mereka berdatangan untuk merebut sate gagak yang dijual. Berapa pun harganya mereka akan membeli sate yang dijual itu. Kabarnya, seorang pedagang sate gagak di sebuah makam di lereng Gunung Bugel, Rembang pernah mengantongi uang sebanyak Rp. 30 juta.

Ia berdagang dengan bantuan seorang paranormal yang mengetahui seluk-beluk perdagangan sate gagak. Syarat utama untuk meraup rezeki gaib itu adalah keberanian. Pasalnya, paranormal yang akan menjual sate itu dan Anda yang bertugas menerima uang dari para arwah. Tentunya, Anda pun harus berhadapan dengan arwah-arwah itu yang wajahnya amat menyeramkan
Jual Sate di Tengah Kuburan
PERILAKU supranatural tidak seluruhnya positif, kendati masuk kategori alternatif. Misalnya, untuk menjadi kaya, orang mencari pesugihan dengan makhluk halus untuk disuruh mencuri, jelas negatif nilainya. Sedang melantunkan doa untuk melancarkan rizki, termasuk alternatif positif.

Kini ada satu lagi yang meragukan kriterianya. Positif atau negatif, tidak jelas hukumnya. Kiat itu adalah, jual sate gagak di tengah kuburan.

Konon, seorang pemburu kekayaan berhasil mengumpulkan uang 30 juta rupiah semalam sepulang dari jualan sate gagak di lereng Gunung Bugel, Rembang. Pada tengah malam, ia menjadi pedagang sate bagi arwah gentayangan. Bahannya cukup seekor burung gagak hidup, bumbunya minyak Arrohman dan kemenyan.

Laku yang dikerjakan, tengah malam membawa burung gagak ke makam. Sampai tujuan, pawang baca doa sambil bakar kemenyan untuk membuka alam gaib sampai burung gagak yang dibawa berkaok.

Begitu terdengar kaok, burung gagak disembelih. Setelah bulu-bulunya dibersihkan, olesi dengan minyak Arrahman dan dipotong seukuran kemasan sate dan dibakar sebagaimana membuat sate.

Begitu asap mengepul, konon para pembeli berdatangan. Rumusnya, dilarang takut karena yang datang adalah arwah gentayangan dengan wujud beragam, persis seperti saat mereka mati. Ada yang kakinya remuk, wajah rusak dengan darah bertebaran dan sebagainya.

Mereka berebut sate gagak dengan melambai-lambaikan rupiah. Berapa tingginya harga yang ditentukan, mereka pasti setuju dan langsung menyerahkan uang. Sebab, sate gagak merupa-kan makanan nomor wahid bagi arwah gentayangan. Dari cerita masyarakat sekitar. konon seorang pedagang sate gagak di makam kawasan lereng Gunung Bugel, Rembang berhasil mengantongi uang sebanyak 30 juta rupiah dalam waktu semalam.
Tentu saja, untuk menjadi pedagang sate ga-gak, harus didampingi paranormal yang mengetahui seluk-beluk kiat alternatif itu. Syarat utama untuk meraup kekayaan dalam sekejap adalah keberanian. Sebab, paranormal yang dimintai tolong bertugas menjual sate, sedang klien bertugas menerima uang dari para arwah yang penampilannya mengerikan. Ini halal atau haram, entah.

Padahal, kalau ingin lebih aman, untuk berburu harta secara alternatif, tak harus dengan kiat memanfaatkan arwah penasaran. Tapi, memanggil jin muslim yang memiliki ilmu mengambil uang halal yang berasal dari bank jin alias uang yang bagi manusia merupakan harta yang tidak diamalkan.

Cuma, kiat itu hanya dapat dilakukan pemeluk Islam, karena untuk mencapai hasil maksimal, diperlukan pembacaan wirid yang harus dilantunkan pasca shalat fardlu selama seminggu.



Read More - PESUGIHAN Bag. II

PESUGIHAN Bag. I

LIKA-LIKU TUYUL

Yang Kejam Matanya Satu

KALAU Mbah Wongsoinangun pernah mengaku bisa ‘rembugan’ dengan tuyul agar mau membantu ruwet renteng yang dialami manusia, itu karena nenek yang sudah almarhumah 3 tahun lalu ini tahu betul di mana letak asrama atau perkampungan tuyul.
Tapi pernah diungkap Mbah Wongso, tuyul-tuyul yang sering diminta tolong itu tergolong tuyul-tuyul bertabiat baik. Wajah dan penampilan tuyul tergolong baik itu pun mirip manusia normal.


Tapi tuyul yang suka merenggut nyawa manusia, atau sering disebut minta tumbal, selalu tampak aneh dan memiliki beberapa kelainan di wajahnya. Misal bermata satu, atau mulutnya tidak mendatar melainkan tegak.

Lagi pernah diungkap Mbah Wongso, pintu gerbang ‘asrama’ tuyul itu berupa sebuah batu yang terletak di kemiringan sebuah punggung gumuk atau bukit. Meski cuma bukit kecil, orang biasa menyebutnya dengan Gunung Suru, yang letaknya masih berada di dalam desanya. Untuk masuk ‘ke sana’ orang jelas harus memiliki indera keenam. Atau memiliki kemampuan paranormal. Mbah Wongso jelas memiliki hal itu. Tapi setelah nenek ini meninggal, ilmu yang dimilikinya hanya diturunkan kepada Mbak Warti (50) salah satu anaknya.

Suami Mbak Warti pun tergolong lelaki yang suka sesirih saat mudanya. Wagiman (65), suami Mbak Warti, mengaku tidak pernah tidur di dalam rumah sampai saat naik ke pelaminan bersama gadis bernama Suwarti. “Hampir setiap hari saya menyusuri beberapa sungai di daerah saya. Tidur juga di pinggir kali. Tapi kalau datang hujan, saya berteduh di dalam langgar,” ungkap Wagiman kepada Merapi belum lama di rumahnya, Jogotirto, Berbah, Sleman. Dia mengaku, selama menjalani laku prihatin, banyak mendapat piandel atau pusaka berupa tosan aji dan batu berkhasiat. “Saklaminipun kula nglampahi tirakat wonten ing pinggir kali, kula asring mireng polah tingkahipun lelembat,”. Selama dia menjalani tirakat di pinggir sungai, Wagiman juga mengaku kerap mendengar suara-suara misterius dari dunia lain. Misal suara gemerincing lampor, suara tertawa peri, dengus gendruwo dan sebagainya. Wagiman pun percaya sepenuhnya bahwa Gunung Suru merupakan perkampungan tuyul.

WATU OGAL-AGIL dinilai oleh mereka yang memiliki kemampuan paranormal sebagai pintu masuk ke dalam perkampungan tuyul. Meski letaknya mingklik-mingklik di punggung Gunung Suru yang amat terjal, tapi tidak bisa jatuh menggelinding ke bawah.

Dari zaman baheula hingga sekarang tetap di tempatnya.

Pernah sekali didongkel serdadu Belanda hingga jatuh ke kali, tapi bisa kembali ke tempat semula secara misterius.

Peristiwa itu makin menambah keyakinan Wagiman (65), bahwa Gunung Suru memang sebagai perkampungan tuyul. Tapi bagi Mbah Wongsoinangun, mertua Wagiman yang meninggal sekitar 3 tahun lalu, sudah sejak muda meyakini hal itu. Bahkan Mbah Wongsoinangun memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan para penghuni Gunung Suru. Beberapa di antara para tuyul malah ada yang diajak Mbah Wongso untuk ngenger kepada manusia. Mbah Wongso berani melakukan hal itu karena tahu bahwa para tuyul Gunung Suru bukan merupakan lelembut golongan hitam. Tidak suka menyakiti, colong-jupuk apalagi membunuh manusia. Tapi untuk mengajak mereka keluar dari asramanya bukanlah pekerjaan gampang. Hanya Mbah Wongso semata yang bisa melakukannya. Syaratnya pun tidak gampang. Hanya satu dua orang yang bisa memenuhinya sehingga tuyul Gunung Suru mau keluar kandang.

Setelah Mbah Wongso meninggal, kemampuan berkomunikasi dengan tuyul Gungung Suru sempat diturunkan kepada Suwarti (50), anak perempuannya yang diperisteri Wagiman. Kebetulan suami Suwarti juga memiliki kekuatan paranormal.


Wagiman juga mengaku pernah bertemu ular siluman Gunung Suru. “Saweripun ageng sanget. Gandheng lulut kaliyan kula, sawer wau lajeng kula bekta wangsul,” ungkap Wagiman. Katanya, ular itu amat besar. Karena jinak dengannya, lalu dibawa pulang. Tapi semalam berada di rumahnya, Wagiman bermimpi dalam tidurnya, diperintah seorang kakek untuk mengembalikan ular itu ke Gunung Suru. Wagiman menduga, ular yang jenisnya menyerupai Puspakajang itu sebagai ular peliharaan para tuyul di Gunung Suru. Karena merasa masih ingin terus bisa berhubungan dengan mereka, Wagiman segera mengembalikannya. Malam berikutnya Wagiman bermimpi lagi bertemu dengan kakek Gunung Suru. “Aku weling marang kowe, kandhanana brayatmu, pendak dina Minggu Pahing dan Jumat Kliwon aja pada kluyuran ana ing kali, sebab ingon-ingonku lagi pada saba.”

SEPERTI suara yang terdengar dalam mimpinya, Wagiman (65) anak menantu Mbah Wongsoinangun, mengaku mendapat pesan dari kakek dhanyang Gunung Suru agar warga setempat berhati-hati bila berada di sungai pada hari Minggu Pahing dan Jumat Kliwon. Menurut pesan kakek dhanyang, saat itu seluruh ingon-ingon-nya yang berada di Gunung Suru sedang diumbar mandi di sungai.

Gunung Suru sejak beberapa tahun lalu, diyakini beberapa paranormal merupakan asrama tuyul.

Termasuk diyakini Mbah Wongsoinangun (almh), Wagiman dan Suwarti (isteri Wagiman usia 50), yang ketiganya memiliki kekuatan paranormal. Kalau kakek dhanyang Gunung Suru berkata ‘sedang mengumbar ingon-ingon di sungai’, itu berarti pada Minggu Pahing dan Jumat Kliwon di sungai-sungai dekat Gunung Suru banyak tuyul ceciblon dan berkeliaran.

Wagiman mendapat berkah bisa berhubungan dengan jagad supranatural karena saat mudanya suka berpuasa. “Kejawi lampah-prihatin, kula ugi remen pasa. Antawisipun pasa mutih, Senin-Kemis, ngebleng dan pendak neton,” katanya kepada Merapi belum lama di rumahnya, Jogotirto, Berbah, Sleman. Laku prihatin yang dijalai Wagiman tidak semata-mata untuk memiliki daya linuwih. “Nanging ingkang penting, supados kula gampil lan gangsar anggen kula pados sandang pangan,” tambahnya. Maksudnya, laku prihatinnya itu lebih ditujukan agar dia mudah dan lancar dalam mencari rezeki atau sandang pangan.
Karena kuat prihatin di masa mudanya, Wagiman pun sekarang tak hanya buruh tani, melainkan tergolong petani pemilik tanah. Sawahnya relatif luas, terletak persis di sebelah utara dan timur Gunung Suru. Menurut Wagiman, gumuk yang dinilai sebagai asrama tuyul itu hingga sekarang tak ada yang menghuni.

Meski gentur puasanya, Wagiman mengaku masih ‘kalah ilmu’ dibanding isterinya. “Saestu, kula dereng menapa-menapanipun katimbang batih kula,” kata Wagiman merendah. Tambahnya pula, ‘ilmu’ yang berhubungan dengan Gunung Suru oleh Mbah Wongso hanya diturunkan kepada Suwarti, anaknya.

Kebolehan yang bisa dilakukan Mbak Warti tak hanya dikenal di Yogyakarta dan sekitarnya, tapi juga dari luar daerah. Belum lama, misalnya, Mbak Warti mendapat tamu dari Jambi, Sumatera. Bagaimana seharusnya berurusan dengan tuyul ?

PADA masa sulit seperti sekarang, banyak orang kelimpungan tergencet beban ekonomi. Saking beratnya menanggung beban, ada yang lari mencari jalan pintas untuk mengatasi masalah. Salah satunya dengan mencari pelarisan. Juga pesugihan. “Nanging ingkang dhateng panggenan kula, kathah-kathahipun namung pados pelarisan. Sanes pesugihan,” jelas Suwarti (50), isteri Wagiman (65) kepada Merapi Selasa (23/9) di rumahnya. Menurut Suwarti, orang yang datang ke rumahnya kebanyakan hanya mencari pelarisan.

Bukan pesugihan. Meski begitu, pelarisan yang dimaksud juga dengan bantuan makhluk jagad lain bernama tuyul. Dan seperti dijelaskan Wagiman, tuyulnya bukan tergolong tuyul jahat yang sering meminta tumbal nyawa. Juga bukan tuyul yang suka colong-jupuk. “Tujuanipun andadosaken angsar papan utawi panggenan usaha dados asrep lan wonten daya tarikipun,” tambah Suwarti. Maksudnya, adanya makhluk halus itu hanya untuk mengubah suasana tempat usaha seseorang menjadi ‘dingin’ dan memiliki daya tarik sehingga laris.

Menurut Suwarti, karena makhluk tersebut menginginkan suasana yang damai tenteram, maka kepada ‘pemilik’-nya berlaku larangan amat ketat. Antara lain tidak boleh memiliki hawa amarah yang berlebihan. “Ananging ingkang utami, piyantun ingkang ngingah ‘sepasang lare’ wau mboten pikantuk selingkuh. Leres ingkang jaler, ugi ingkang putri utawi semahipun,” papar Suwarti. Maksudnya, mereka yang berhasil memiliki anak asuh ‘sepasang pelarisan’ dari dunia lain tidak boleh melakukan selingkuh. Baik suami maupun isterinya.

Meski Suwarti mengaku bisa mendatangkan ‘bocah-bocah’ jagad lain untuk keperluan pelarisan, namun dia mengaku tidak memperdagangkannya. Pernyataan itu disetujui Wagiman, suaminya. “Kami tidak mengharap imbalan apa-apa. Kalau di kemudian berhasil usahanya, dia bisa mentas dari kesulitan, kami merasa ikut bersyukur. Belum lama, kami kedatangan seseorang yang berniat memberi imbalan sebanyak Rp 3 juta untuk ‘sepasang pelarisan’. Tapi isteri saya tidak mau memenuhi permintaannya. Tamu itu menunggu lama, tapi isteri saya malah tidur di kamar. Kami memang tidak berdagang untuk hal itu,” tandas Wagiman.

ALASAN kenapa Suwarti (50) dan Wagiman (65) tidak pernah memungut bayaran dari orang-orang yang meminta tolong kepada mereka, ada dasarnya. “Biasanipun tiyang ingkang dhateng mriki menika saweg nandhang susah, pramila kula mboten badhe nambah awrat susahipun kanthi nyuwun bayaran,” kata Wagiman kepada Merapi Selasa (23/9) di rumahnya.

Wagiman menyadari bahwa orang-orang yang datang ke rumahnya, biasanya sedang mengalami kesusahan atau kesulitan hidup, maka tidak mungkin Wagiman dan isteri membebaninya lagi.

Berdasar pertimbangan itu pula, Suwarti menandaskan bahwa ‘pelarisan’ yang diminta para tamunya tidak membutuhkan tumbal atau pengorbanan apa pun. Untuk membandingkan bahwa ‘sepasang bocah imut’ dari Gunung Suru jauh lebih baik dibanding ‘bocah-bocah imut’ di daerah lain, Wagiman menyebut sebuah nama, pawang tuyul yang beroperasi di wilayah Pantai Selatan Yogyakarta.
“Silakan pergi ke sana. Pasti akan dibantu dengan tarip tertentu. Mudah dan cepat terasa hasilnya, tapi risiko harus berani menanggung,” tandas Wagiman. Menurutnya, ‘bocah imut’ yang diperdagangkan itu diambil dari lokasi tertentu di Pantai Selatan, yang biasa dipakai keluyuran tuyul-tuyul jahat. Ada lagi satu lokasi yang ditunjuk Wagiman sebagai tempat mencari pesugihan yang memakai tumbal. Namanya cukup sohor, berada di satu kota di Jawa Timur.
Suwarti mengungkapkan, ilmu yang diwarisi dari Ny Wongsoinangun (almh) benar-benar ilmu alami yang dikembangkan ibunya itu. Diperoleh setelah melakukan puasa 40 hari 40 malam, tidur hanya beralas rumput segala. Turun dari gunungpun hanya mampu dilakukan dengan melorot. Pertama berbuka puasa, ibunya meminum air kelapa hijau muda dan memakan daging buahnya.

“Sebelum ibu meninggal tiga tahun lalu, ilmunya itu hanya diwariskan kepada saya,” kata Suwarti.

Untuk bisa mengadopsi ‘sepasang pelarisan’ dari Gunung Suru, selain puasa mutih selama 40 hari dan ngebleng 3 hari, harus juga menyediakan sesisir pisang raja, sapu gerang untuk bantal dan mori putih 2 meter. “Kalau semua sudah dipenuhi, lalu dibacakan mantera. Selesai mantera dibaca, maka ‘sepasang pelaris’ itu lalu dibungkus dengan mori dan kemudian bisa dibawa pulang,” kata Mbak Warti.

‘KAMAR KOS’ sebagai tempat tidur sepasang ‘bocah imut-imut’ atau tuyul, berupa sebuah almari. Ukurannya bebas. Dan seperti almari pada umumnya, harus memiliki daun pintu. Karena pada kurun waktu tertentu, almari itu harus dibuka untuk memasukkan ‘rantangan’ jatah makan tuyul berbentuk sesaji.

“Kepepetipun mboten gadhah lemari, mboten sisah ngangge ugi mboten dados punapa.

Nanging kedah wonten papan khusus kangge nyipengipun ‘batih alit’ kala wau,” jelas Suwarti (50) kepada Merapi akhir bulan lalu. Katanya, kalau memang tidak punya almari, tidak memakai juga tak menjadi soal. Tetapi harus ada tempat untuk tidur sepasang tuyul itu.

Sudah menjadi rahasia umum, ‘bocah imut-imut’ dari dimensi lain itu dikenal suka bermain-main di depan cermin. Kalau sudah keasyikan bermain cermin, menurut Mbak Warti, tuyul itu bisa lupa segala-galanya. Bahkan juga lupa pulang ke ‘kamar kos’-nya. Ujungnya, bisa hilang tak tentu rimbanya. “Maka tidak boleh dipasang cermin di dalam kamar di mana almari itu ditempatkan,” sergah Sugiman (65), suami Mbak Warti.
“Gandheng wujudipun badan alus, sesaji kangge ‘batih’ kalih kala wau awujud daging ‘kecok’ lan ubarampe sanesipun,” jelas Suwarti. Katanya, makanan untuk sepasang ‘bocah imut-imut’ itu berupa daging kecok plus beberapa sesaji. Dijelaskan Suwarti, daging kecok berupa hati ayam mentah diberi bumbu tumbar, bawang putih dan santan. Menu khusus itu tidak memakai garam.

Makanan itu tidak diberikan tiap hari, melainkan selama selapan (35 hari) sekali. “Namung, ing dinten-dinten anggoro kasih kados Selasa Kliwon lan Jumat Kliwon, prayoginipun dipun paringi sesaji awujud kembang setaman ingkang dipun wadhahi mangkok isi toya.” Menurut Mbak Warti pada hari-hari baik menurut perhitungan Jawa seperti Selasa dan Jumat Kliwon, sepasang ‘bocah imut-imut’ itu harus diberi sesajiberupa kembang setaman yang ditempatkan pada sebuah mangkuk berisi air. Selain itu juga harus diberikan sekul pethak ganda arum atau dibakarkan kemenyan.

Kalau ketika mendapatkan sepasang ‘bocah imut-imut’ tersebut dijalani dengan puasa penuh dan dilandasi hati suci, menurut Suwarti, si tuyul malah akan menyatu dalam badan si induk semang.

KARENA ilmu yang dimiliki Mbah Wongsoinangun (almh) bukan warisan, melainkan hasil dari laku spiritual amat panjang, wajar bila mengaku bisa tatap muka langsung dengan ‘bocah imut-imut’ dari dimensi lain. Beda dengan Suwarti (50), anaknya yang bersuamikan Wagiman (65), pewaris ilmu Mbah Wongsoinangun ini mengaku hanya bisa mendengar suaranya tanpa mampu melihat bentuk tuyulnya.

Menurut Wagiman dan Suwarti, siapa pun yang berhasil memiliki anak asuh sepasang ‘bocah imut-imut’ dari Gunung Suru, tidak akan bisa kaya mendadak seperti orang-orang yang memelihara tuyul pesugihan.

“Amargi ingkang ngingah ‘batih’ cacahipun kalih kala wau kedah bebakulan. Utawi dagang menapa kemawon. Menawi mboten nglampahi nyambut damel, inggih mboten pikantuk rezeki. Mboten wonten ing pundi kemawon, tiyang nganggur badhe pikantuk rezeki.” Menurut Suwarti, siapa saja yang memelihara sepasang ‘bocah imut-imut’ dari Gunung Suru harus bekerja. Bukannya bekerja dengan ngenger atau ikut orang, melainkan harus berdagang. Bekerja dengan mengandalkan inisiatif sendiri. Misal dengan membuka toko, warung, rumah makan dan sebagainya. Prinsipnya, ‘bocah imut-imut’ Gunung Suru hanya membantu agar usaha induk semang dalam mencari rezeki bisa gangsar atau lancar.

“Amargi tindak-tanduk ingkang gadhah momongan ‘batih kalih’ wau sae. Pramila ugi lajeng kathah rencang, kenalan dan langganan.” Karena perilaku sehari-hari induk semang selalu terkontrol, maka wajar bila bertambah teman akrab, banyak kenalan dan berjibun pelanggannya.

Suwarti mengaku pernah mendengar cerita tentang tuyul-tuyul yang tergolong jahat, tapi dia mengaku tidak memahami lebih jauh. “Yen soal niku, kula mboten faham,” katanya, kalau soal tuyul jahat Suwarti tidak tahu. Toh begitu, dia percaya bahwa tuyul jahat selalu minta tumbal. Andaikata pun keduanya tahu soal tuyul jahat, Suwarti dan Wagiman tidak mungkin bersedia berurusan. “Itu bertentangan dengan ajaran agama. Amit-amit, kami tidak mungkin berurusan dengan persoalan itu,” katanya.

CERITA panjang soal tuyul Gunung Suru, Jogotirto, Berbah, Sleman adalah hasil bincang-bincang tentang sepasang ‘bocah imut-imut’ yang tergolong baik. Bukan tuyul jahat seperti gambaran umum yang suka colong-jupuk dan meminta wadal atau meminta imbalan berupa nyawa manusia. Tuyul Gunung Suru digolongkan baik karena makhluk dimensi lain ini bersedia membantu orang-orang kecil agar terangkat dari kubangan hidup yang getir. Bukan berupa pesugihan, tapi hanya pelarisan. Apa yang telah diungkapkan Mbak Warti (50) dan Pak Wagiman (65), warga Jogotirto itu dapat memperkaya khazanah tentang makhluk dimensi lain.

Cerita soal pesugihan seperti yang sering terdengar di tengah masyarakat, terutama bila dikaitkan dengan peliharaan tuyul, selalu bernuansa haram. Sebab pada umumnya, selalu berhubungan dengan ‘pencurian uang’ dan ‘tumbal’. Pesugihan yang keruh dengan nuansa colong-jupuk pun bukan dominasi tuyul. Tapi juga ada cara-cara lain.
Di lereng Gunung Gede, Jawa Barat, misalnya, terdapat sebuah goa yang dipercaya sementara orang bisa membuat seseorang menjadi kaya. Tempat itu dipercaya dihuni oleh koloni siluman babi yang bisa alih-rupa menjadi wanita cantik dan sexi. Karena di dunia lain tidak ada butik atau rumah mode, menurut mereka yang memiliki kekuatan paranormal, para wanita cantik Gunung Gede itu malah tidak memakai busana secuil pun. Bagi paranormal yang suka iseng, eh, pemandangan seperti ini tentu saja bisa meneteskan air liur.

Di lereng Gunung Lawu, Jawa Tengah juga terdapat beberapa tempat untuk mencari pesugihan. Ada salah satu tempat yang bisa memberi pesugihan dengan cara nyegik atau ngipri. Cara ini juga dinilai haram karena ‘si pemberi kekayaan’ minta imbalan nyawa manusia seperti pesugihan lainnya. Syarat untuk mendapatkannya pun amat mudah. Cukup dengan membawa sesaji berupa kembang wangi, bunga kantil masih kuncup, menyan dan rokok ‘double-G’ bungkus merah. Tidak ada penjelasan dari Mbah Raden, jurukuncinya, kenapa warna rokok yang diminta seperti itu. Kini Mbah Raden sudah almarhum, dimakamkan di tempat itu.

Gunung Kawi juga dikenal sebagai tempat untuk mendapat pesugihan. Di Malang, ada juga tempat seperti itu, yakni di Pemandian Kera Mendit. Di Wonogiri, Jawa Tengah, ada tempat untuk mendapat pesugihan di desa Tirtomoyo. Kemudian juga di Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Senin depan, Merapi akan mengungkapkan tuyul-tuyul yang bergentayangan di daerah Pantura. Tuyul yang tergolong jahil ini biasa disebut memet. Berikutnya ada beberapa kiat untuk menghadapi tuyul-tuyul yang demen colong jupuk itu.

BERSAMBUNG............
Read More - PESUGIHAN Bag. I

MENGUAK MISTERI BLACK MAGIC BAG. IV (Habis)

ILMU HITAM DI BALI

Berbicara tentang adat istiadat di Bali dikaitkan dengan arus modernisasi, masih tetap ajeg dan kuat berakar di hati sanubari masyarakat Bali. Ilmu hitam yang di kenal dengan istilah "Pengeleakan" di bali, adalah merupakan suatu ilmu yang diturunkan oleh Ida Sang Hyang Widi Wasa ( Tuhan Yang Maha Esa ) dengan segala manifestasinya dalam fungsinya untuk memprelina ( Memusnahkan ) manusia di muka bumi.
Di bali ilmu tersebut dikenal masyarakat sangat luas sejak dulu, ilmu ini memang teramat sadis karena dapat membunuh manusia dalam waktu yang relatif singkat. Ilmu dapat juga menyebabkan manusia mati secara perlahan yang dapat menimbulkan penderitaan yang hebat dan berkepanjangan.


Dalam masyarakat bali khususnya yang beragama hindu dikenal dengan istilah “Rua Bineda” yaitu Rua berarti dua dan Bineda berarti berbeda yang artinya ada dua yang selalu berbeda, seperti adanya siang dan malam, ada suka dan duka, ada hidup dan mati, demikian pula dengan ilmu ini ada ilmu yang beraliran kiri disebut ilmu hutam atau Ilmu Pengeleakan dan sebagai penangkalnya ada ilmu yang beraliran kanan atau ilmu putih.

PENGERTIAN ILMU HITAM

Ilmu Hitam disebut juga ilmu pengeleakan, tergolong "Aji Wegig" yaitu aji berarti ilmu, wegig berarti begig yaitu suatu sifat yang suka menggangu orang lain. Karena sifatnya negative, maka ilmu ini sering disebut "Ngiwa" ngiwa berarti melakukan perbuatan kiwa alias kiri. Ilmu leak ini bisa dipelajari pada lontar – lontar yang memuat serangkaian ilmu hitam. Lontar –lontar artinya buku – buku jaman kuno yang terbuat dari daun pohon lontar yang dibuat sedemikian rupa dengan ukuran 30 cm dan lebar 3 cm, diatas lontar diisi tulisan aksara Bali dengan bahasa yang sangat sakral.

Di Bali ada empat jenis lontar Ilmu Hitam atau Ilmu Pengeleakan antara lain :
>
1. Lontar Cambraberag.
2. Lontar Sampian Emas
3. Lontar Tanting Emas
4. Lontar Jung Biru.

Lontar – lontar tersebut ditulis pada jaman Raja Erlangga yang berkuasa di Kerajaan Kediri yaitu ditulis pada waktu Calonarang masih hidup. Calonarang adalah nama seorang perempuan dari Desa Dirah yaitu Desa pesisir termasuk wilayah Kerajaan Kedari. Calonarang berstatus janda sehingga sering disebut Rangda Naten Dirah yaitu Rangda artinya janda atau dalam bahasa Bali disebut balu, Naten artinya dari atau berasal dan Dirah artinya nama suatu desa. Jadi ‘’Rangda Naten Dirah’’ artinya janda dari desa Dirah. Calonarang adalah Ratu Leak yang sangat sakti yang pada jaman itu bisa membuat Kerajaan Kediri Gerubug (wabah) yang dapat mematikan rakyatnya dalam waktu singkat.

Kisah ceritanya adalah sebagai berikut :

Di Kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Erlangga yaitu didesa Dirah ada sebuah Perguruan Ilmu Hitam atau Ilmu Pengeleakan yang dipimpin oleh seorang janda yang bernama Ibu Calonarang, mempunyai murid – murid yang semuanya perempuan dan diantaranya ada empat murid yang ilmunya sudah senior antara lain :

- Nyi Larung.
- Nyi Lenda.
- Nyi Lending.
- Nyi Sedaksa.
Ilmu leak ini ada tingkatan – tingkatannya yaitu :

1. Ilmu Leak Tingkat Bawah yaitu orang yang bisa ngeleak tersebut bisa merubah wujudnya menjadi binatang seperti monyet, anjing, ayam putih, kaqmbing, babi betina (bangkung) dan lain – lain.

2. Ilmu Leak Tingkat Menengah yaitu orang yang bisa ngeleak pada tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Burung Garuda dan bisa terbang tinggi, paruh dan cakarnya berbisa dan matanya bisa keluar api.

3. Ilmu Leak Tingkat Tinggi Yaitu oaring yang bisa ngeleak tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Bade Yaitu berupa menara pengusungan jenasah bertingkat sebelas dan seluruh tubuh menara tersebut berisi api yang menjalar – jalar sehingga apa saja yang kena sasarannya bisa hangus menjadi abu.

Ibu Calonarang juga mempunyai anak kandung seorang putrid yang bernama Dirah Ratna Manggali, berparas cantik jelita, tetapi anaknya tidak ada pemuda yang melamarnya karena Dirah Ratna Manggali diduga bisa ngelelak, dengan di dasarkan pada hukum keturunan Yaitu kalau Ibunya bisa ngeleak maka anaknyapun mewarisi ilmu leak itu.

Ibu Calonarang sangat sedih bercampur berang. Sedih karena khawatir putrinya bakal jadi perawan tua, itu berarti keturunannya akan putus dan tidak bisa pula menggendong cucu .

Berang karena putrinya dituduh bisa ngeleak dengan demikian pada suatu malam yang kelam Ibu Calonarang memanggil murid – muridnya untuk membuat Kerajaan Kediri gerubug (wabah) yang dapat mematikan rakyatnya dalam singkat, sehingga dengan demikian banyak penduduk yang jadi korban, ada yang muntah berak ada pula penyakit yang aneh – aneh timbul di sana sini.

Kerajaan Kediri gempar, sehari hari orang mengusung mayat ke kuburan dalm selisih waktu yang sangat singkat. Raja Kediri sangat panik sehingga Raja Kediri memanggil seorang Bagawangita yaitu Pendeta Kerajaan Kediri yang bernama Empu Bharadah yang di tugaskan oleh Raja untuk mengatasi garubug (wabah) sebagai ulah onar si Ratu Leak Calonarang .

Empu Bharadah lalu mengatur siasat dengan cara Empu bahula putra Empu Bharadah di tugaskan untuk mengawini Diah Ratna Manggali agar berhasil mencuri rahasia ilmu pengeleakan milak janda sakti itu. Empu Bahula berhasil mencuri buku tersebut yang dimana berupa lontar yang bertuliskan aksara Bali yang menguraikan tenteng teknik – teknik pengeleakan. Setelah Ibu Calonarang mengetahui bahwa dirinya telah diperdaya oleh Empu Bharadah dangan memanfaatkan putranya Empu Bahula untuk pura –pura kawin dengan putrinya sehingga berhasil mencuri buku ilmu pengeleakan milik Calonarang.

Ibu Calonarang sangat marah dan menantang Empu Bharadah untuk perang tanding pada malam hari di Setra Ganda Mayu yaitu sebuah kuburan yang arealnya sangat luas yang ada di Kerajaan Kediri. Maka pertarunganpun terjadi dengan sangat seram dan dahsyat antara penguasa ilmu hitam yaitu Calonarang dengan penguasa ilmu putih yaitu Empu Bharadah. Pertempuran berlangsung sangat lama sehingga sampai pagi. Karena ilmu hitam mempunyai kekuatan hanya pada malam hari saja, maka setelah siang hari Ibu Calonarang akhirnya terbakar hangus oleh ilmunya sendiri. Dengan meninggalnya Ibu Calonarang maka bencana gerubug (wabah) yang melanda Kerajaan Kediri bisa teratasi.
Demikian adanya Ilmu Hitam atau Ilmu Pengeleakan yang sampai sekarang masih berkembang di Bali, karena masih ada generasi penerusnya sebagai pewaris pelestarian budaya di Bali.

NGEREK LEAK DESTI DI BALI

Ngereh artinya proses perubahan wujud. Leak Desti adalah perwujudan ilmu leak tingkat paling bawah yaitu perwujudannya bisa berbentuk binatang yang namanya Lelakut yaitu sejenis kadal yang besar berbadan hitam loreng-loreng, berkepala manusia berwajah seram dan hitam, rambutnya terurai, taringnya panjang, giginya runcing, matanya lebar dan menyala keluar api berwarna hijau, mempunyai ekor panjang warnannya loreng hitam pudih. Leak Desti ada juga berbentuk binatang yang namanya Bebae yaitu sejenis binatang kambing berbulu putih mulus, mempunyai telinga panjang menjulur kebawah sampai menyentuh tanah. Leak Desti ini sasarannya adalah orang-orang yang penakut sehingga kalau orang yang ketakutan ini melihat leak Desti maka ia akan lari terbirit-birit dan bisa terjatuh dan pada saat jatuh itulah maka leak Desti ini akan menyerang dan akan mengisap darah orang yang terjatuh tadi. Disamping orang yang ketakutan juga bisa disasar anak-anak kecil terutama bayi-bayi sehingga bayi-bayi itu bisa menangis terus-menerus dan tidak mau menyusu pada ibunya dan lama-lama sampai anak kecil tersebut jatuh sakit, Leak Desti ini di Bali ada penangkalnya yaitu melalui orang-orang Wiku yaitu orang yang sudah menguasai ilmu pengobatan yang disebut ilmu Usada Bali. Leak Desti di Bali dari jaman dulu kala sudah menjadi fenomena yang tak pernah sirna dimakan jaman, keberadaannya dari dulu menjadi momok yang menakutkan masyarakat.

Pada Jaman Raja Udayana yang berkuasa di Bali pada abab ke 16, ada seorang Abdi Kerajaan yang bernama I Gede Basur yang rumahnya ada di salah satu Desa di Daerah Pengunungan.

Pada waktu I Gede Basur masih hidup pernah menulis buku lontar Pengeleakan dua buah yaitu Lontar Durga Bhairawi dan Lontar Ratuning Kawisesan. Lontar ini memuat tentang tehnik-tehnik Ngereh Leak Desti.

Adapun Tehnik Ngereh Leak Desti tersebut adalah sebagai berikut :

Dalam ajaran agama hindu mengenal tiga kerangka Dasar yaitu Tatwa, Etika, Upakara. Jadi walaupun menjalankan ilmu pengeleakan mereka tetap melaksanakan tiga hal yaitu :
a. Tatwa berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan harus menyadari tentang ajarannya.

b. Etika berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan pasti akan melaksanakan mengenai tehnik-tehnik tingkah lakunya.

c. Upakara berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan sudah tentunya melaksanakan upakara-upakara seperti menghaturkan sesajen (banten dalam bahasa bali) sebagai sarana upakara.

Sebelum Ngereh (proses perubahan wujud) menjadi Desti, orang yang menjalankan pengeleakan terlebih dahulu melaksanakan beberapa tahapan kegiatan dengan melakukan berbagai permohonan. Adapun tahapan-tahapan kegiatan ngereh tersebut adalah sebagai berikut :
a. Memasang pasirep yaitu mengeluarkan ilmu kesaktian agar semua mahluk hidup yang ada di sekitarnya semuannya tertidur lelap.

b. Mencari tempat ngereh yaitu mencari tempat yang paling strategis dan aman seperti misalnya di Kuburan, pada perempatan jalan, atau bisa di sawah yang penting tempat tersebut sepi.

c. Mempersiapkan upakara berupa sarana banten yang berkaitan dengan ilmu pengeleakan.

d. Melakukan permohonan-permohonan agar proses ngereh dapat berlangsung sesuai dengan yang diinginkan kepada Tuhan dalam segala bentuk menifestasinya yaitu :

Pertama mohon kepada yang bernama Butha Peteng untuk memagari tempatnya agar siapa yang lewat supaya tidak melihat, dilanjutkan kemudian dengan memasang ilmu pengreres agar yang lewat menjadi ketakutan.

Kedua mohon kepada yang bernama Butha Keridan agar pengelihatan orang bisa terbalik yaitu yang di atas bisa terlihat di bawah.
Ketiga secara berturut-turut mohon kepada yang bernama Sang Kala Jingkrak, Butha Lenga, Butha Ringkus, Butha Jengking dan terakhir mohon kepada yang bernama sang Butha Kapiragan, agar segala permohonannya bisa terkabul.

Keempat setelah proses permohonan selesai, dilanjutkan dengan kegiatan muspa (sembahyang) dengan posisi badan terbalik yang dilanjutkan dengan nengkleng (berdiri dengan kaki satu) gerjalan nengkleng mengitari "sanggah cucuk" (tempat menaruh sesajen yang terbuat dari batang bambu), sesuai dengan tingkat ilmunya dengan posisi putaran berjalan nengkleng kearah kiri. Dengan melalui ngereh tersebut diatas maka orang yang menguasai ilmu pengeleakan bisa berubah wujud sesuai tingkat ilmu pengeleakan yang dikuasainya yaitu kalau tingkat Desti maka orang tersebut bisa berubah wujud menjadi binatang yang aneh-aneh dan seram, begitulah ilmu pengeleakan yang dikuasai oleh I Gede Basur sehingga dia diantara para abdi kerajaan yang paling ditakuti dan paling diandalkan sebagai Tabeng Dada. I Gede Basur ini orangnya sangat terkenal karena kesaktiannya dengan ilmu pengeleakan desti, dan dia pernah membuat geger orang-orang desanya karena serangan leak destinya, yang mengakibatkan warga desanya menjadi sangat ketakutan tidak berani keluar malam hari karena siapa yang keluar pada malam hari akan diserang oleh leak desti yang bisa mengisap darah manusia. Untuk lebih jelasnya tentang kisah Leak Desti I Gede Basur, ceritanya adalah sebagai berikut : I Gede Basur dalam sehari-harinya hidup sebagai abdi kerajaan udayana yaitu sebagai Tabeng Dada Kerajaan, yaitu Tabeng artinya pelindung dan dada artinya dada pada tubuh manusia. Tabeng Dada ini adalah sejenis Pasukan Khusus Kerajaan yang tugasnya melindungi Raja apabila ada marabahaya.

I Gede Basur ini punya putra satu orang yang bernama I Wayan Tigaron yaitu merupakan putra kesayangan dan putra satu-satunya.

I Wayan Tigaron jatuh cinta pada Ni Wayan Sukasti yaitu putri dari I Made Tanu, walaupun I Wayan Tigaron ini orangnya sangat kaya, anak seorang abdi kerajaan, tetapi cintanya tetap di tolak oleh Ni Wayan Sukasti karena alasannya ia sudah punya pacar yang barnama I Nyoman Tirta yaitu seorang pemuda tampan dan bijaksana, karena cintanya ditolak oleh Ni Wayan Sukasti, maka I Wayan Tigaron sangat marah dan hal ini disampaikan kepada orang tuanya. I Gede Basur selaku orang tuanya sangat sayang pada anaknya dan menyarankan kepada I Wayan Tigaron agar mencari dan mencintai gadis lain karena di desanya banyak juga gadis-gadis cantik yang tidak kalah cantiknya dengan Ni Wayan Sukasti. Dinasehati oleh orang tuanya, malah I Wayan Tigaron mengancam mau bunuh diri apabila tidak bisa kawin dengan Ni Wayan Sukasti. Melihat anaknya nekad seperti itu, maka I Gede Basur terpaksa mengajak anaknya I Wayan Tegaron untuk langsung melamar Ni Wayan Sukasti ke rumahnya. Setelah sampai di rumah Ni Wayan Sukasti, maka I Gede Basur langsung di sapa oleh I Made Tanu yaitu orang tua Ni Wayan Sukasti dan menanyakan tentang maksud kedatangannya. I Gede Basur menjawab bahwa kedatangannya kesini adalah tidak ada lain untuk melamar Ni Wayan Sukasti untuk dijadikan istri I Wayan Tigaron. I Made Tanu tidak berani membuat keputusan dan soal cinta tetap menyerahkan penuh pada putrinya Ni Wayan Sukasti, sedangkan Ni Wayan Sukasti sendiri tidak keluar-keluar dari kamarnya karena ia tidak mencintai I Wayan Tigaron. Belum selesai pembicaraan I Gede Basur dengan I Made Tanu, tiba-tiba datang dua orang laki-laki yang ternyata I Nyoman Tirta bersama ayahnya. Baru yang dilihat I Nyoman Tirta datang kemudian Ni Wayan Sukasti dengan segera keluar dari kamarnya menumui I Nyoman Tirta dan menyapa dengan ramah dengan berkata kakak Nyoman baru datang dan silahkan duduk, melihat kelakuan Ni Wayan Sukasti demikian, maka I Gede Basur sangat marah karena merasa dipermalukan di depan orang yang bernama I Nyoman Tirta. I Gede Basur karena merasa dirinya sebagai abdi kerajaan yaitu sebagai Tabeng Dada Kerajaan, maka dia maunya memaksa I Made Tanu supaya menyerahkan putrinya NI Wayan Sukasti supaya menikah dengan I Wayan Tigaron. I Made Tanu tidak bisa berbuat apa-apa karena soal cinta dia menyerahkan sepenuhnya kepada putrinya, dan akhirnya Ni Wayan Sukasti menolak mentah-mentah lamaran paksa dari I Gede Basur, sehingga hal inilah yang membuat I Gede Basur menjadi marah dan penasaran dan mengancam Ni Wayan Sukasti dengan serangan desti yang membahayakan hidupnya dan I Gede Basur tanpa pamit kepada I Made Tanu langsung mengajak putranya I Wayan Tigaron pulang ke rumahnya. Apa yang menjadi ancaman I Gede Basur menjadi kenyataan yaitu pada hari ketiganya Ni Wayan Sukasti diserang desti sehingga ia jatuh sakit yaitu perutnya dirasakan sangat sakit kemudian mutah darah dan akhirnya lemas tak sadarkan diri. Ni Wayan Sukasti punya Kakek yang sering dijuluki dengan nama Kakek Wiku yaitu seorang Kakek yang menguasai ilmu pengobatan yang namanya Usada Bali (Obat Bali). Kakek Wiku ini segera membantu Ni Wayan Sukasti dengan ilmu pengobatan yang dimilikinya.
Merasa ada yang menghalagi niatnya maka Leak Desti Jelmaan dari I Gede Basur sangat marah dan berlaku beringas pada si Kakek Wiku tersebut dan menantang untuk diajak bertarung pada malam hari itu juga.

Pertarunganpun terjadi pada malam hari dengan ilmu kesaktiannya masing-masing, yang mana Ilmu Kesaktian I Gede Basur lebih rendah daripada Ilmu Kesaktian Kakek Wiku sehingga I Gede Basur pada pertarungan tersebut menyerah kalah dan berjanji tidak akan mengganggu lagi Ni Wayan Sukasti. Melihat kelakukan I Gede Basur begitu mohon ampun dan mohon jangan dibunuh, maka kakek wiku tidak membunuh dan memberi ampun kepada I Gede Basur dengan catatan apabila berani usil lagi maka kakek wiku tidak segan-segan akan bertindak dan akan membunuhnya.

Dengan menyerahkan I Gede Basur, maka Ni Wayan Sukasti akhirnya sembuh seperti sedia kala tanpa diobati dan kemudian dilangsungkan dengan acara pernikahan antara Ni Wayan Sukasti dengan I Nyoman Tirta.

Demikian adanya Leak Desti yang merupakan warisan dari I Gede Basur dan sampai saat sekarang ilmu tersebut masih ada generasi penerusnya di Bali.

Pereret Pengasih - Asih Pencari Jodoh
Pereret adalah alat musik kuno sejenis trompet yang terbuat dari bahan kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi trompet. Pengasih - asih adalah guna - guna ( pelet ) sedangkan jodoh adalah pasangan yang layak sebagai suami atau istri.


Perkembangan seni budaya masyarakat wilayah Bali Barat yaitu di daerah kabupaten Jembrana berupa seni "Sewo Gati" yaitu berupa berupa kesenian yang mirip kesenian Arja di Bali, hanya bedanya kalao kesenia Sewo Gati semua penarinya dalam posisi duduk.
Kesenian Sewo Gati ini pementasanya sangat menarik diiringi dengan seperangkat alat musik yang salah satunya berupa Pereret.
Cara menggunakan Pereret ini adalah dengan meniup alat tersebut sehingga keluar suara yang sangat merdu dan menawan hati.
Pereret ini hanya terdapat di Kabupaten Jembrana yaitu di wilayah Bali Barat. Uniknya pereret bisa dipakai sebagai alat pengasih - asih atau mengguna - gunai seorang gadis sehingga gadis tersebut bisa jatuh cinta pada sipemakai Pereret tersebut.
Agar pereret ini bisa dipakai sebagi pengasih-asih, maka terlebih dahulu pereret tersebut diisi kekuatan gaib oleh Jero Balian (Dukun ) dengan cara menghaturkan sesajen sakral.

Cara mendapatkan jodoh dengan pereret pengasih-asih ini adalah sebagai berikut :

Biasanya yang memakai pereret pengasih-asih ini adalah perjaka yaitu orang laki-laki yang masih lajang, dan membunyikan pereret ini dilakukan di malam hari sekitar pukul 20.00 Waktu Indonesia Tengah diatas pohon yang tinggi sehingga bisa didengar sayup-sayup merdu dari jarak yang jauh karena daya jangkau suara pereret pada malam hari bisa mencapai jarak kurang lebih satu kilometer apalagi dibunyikan dari tempat yang lebih tinggi.

Kosentrasi suara pereret tersebut dibikkan pada sigadis yang dicintainya, sehingga setiap mendengar suara pereret gadis tersebut akan gelisah tidak bisa tidur dan selalu membayangkan si perjaka. Sehingga selang tidak lama yaitu hanya memakan waktu satu bulan maka gadis yang menjadi idaman tersebut bisa jatuh cinta walaupun sebelumnya gadis tersebut tidak punya rasa cinta sama sekali dengan pria si pembawa pereret, tapi karena kekuatan pengasih-asih pereret tersebut maka si gadis tidak bisa mengendalikan diri karena pikirannya hanya tertumpu pada si perjaka tersebut yang pada akhirnya gadis yang dicitainya bisa di jadikan istri.

Pereret Pengasih-Asih ini adalah sarana yang sangat ampuh dipakai untuk menguna-gunai gadis sebab apabila gadis tadi tidak jadi kawin dengan pria tersebut maka gadis itu bisa menjadi gila.
Pereret Pengasih-Asih ini sangat jarang dipakai oleh para perjaka, kecuali dalam keadaan sangat terpaksa seperti misalnya gadis itu suka menghina laki-laki, merendahkan martabat laki-laki, sehingga laki-laki terutama perjaka itu bisa mengambil jalan pintas yaitu dengan menggunakan segala cara termasuk menggunakan pereret pengasih-asih untuk menakklukkan gadis yang menghinanya tersebut dan terakhir sampai bisa menjadi istri.
Demikian tentang kekuatan keajaiban pereret pengasih-asih tersebut dan sampai sekarang pusaka tersebut masih ada dan disakralkan.


Disadur ulang dari buku karangan : BUYA IMA IBNU FACHRU ROZI



Read More - MENGUAK MISTERI BLACK MAGIC BAG. IV (Habis)

MENGUAK MISTERI BLACK MAGIC BAG.III


ILMU HITAM PENGHISAP PERAWAN

Untuk melengkapi ilmu hitam, ada yang menuntut para muridnya merenggut keperawanan gadis-gadis. Kalau perawan tidak ada, perempuan bersuami pun tidak masalah. Jika jumlah perawan serta ibu rumah tangga yang diminta telah dipenuhi, barulah si murid mendapatkan ilmu yang diinginkannya.

Salah satu daerah yang menjadi sasaran pelaku adalah Bojonegara, Cilegon. Pada bulan puasa lalu, beberapa perawan dan ibu rumah tangga menjadi korbannya. Anehnya, perkosaan kebanyakan terjadi di rumah korban.
Sebelum diperkosa, biasanya korban dibuat tak berdaya, tidak bisa berteriak minta tolong. Mereka juga tidak bisa melihat pelakunya, namun bisa merasakan pelaku menindih dan menggagahi.

Para korban biasanya digagahi di rumahnya. Bahkan ada korban diperkosa saat tidur di samping suaminya. Anehnya, sang suami pun seperti telah disirep, tidur dengan sangat nyenyaknya. Setelah perbuatan terkutuk itu selesai, seisi rumah baru menyadari apa yang telah terjadi.


Konon, pelaku bisa masuk lewat lubang manapun di bagian rumah. Kebanyakan ia masuk lewat lubang kunci. Dugaan ini muncul, lantaran di rumah korban tak ada bagian yang dirusak paksa agar pelaku bisa masuk. Setelah masuk ke dalam rumah, pelaku bisa berubah menjadi binatang seperti tikus.

Usaha untuk menangkap pelaku kejahatan ini telah dilakukan. Namun upaya ini terus gagal lantaran tingginya ilmu yang dimiliki. Konon, jika ingin menangkapnya, pelaku harus dijebak dengan menggunakan Al-Qur'an yang dipasang di setiap sudut rumah. Kabar yang beredar, setidaknya ada 3 pelaku yang berhasil ditangkap dengan cara itu dan langsung dibakar hidup-hidup oleh masyarakat setempat. Tak jelas, apakah saat ditangkap makhluk itu berwujud manusia biasa atau lainnya.


TIDUR DENGAN 21 PERJAKA BIKIN CANTIK

Bagi perempuan, kecantikan wajah ibarat sebuah magnit. Karena itu, bagi perempuan tertentu, misalnya cewek-cewek nakal, segala upaya untuk menambah kecantikan akan dikejar. Termasuk melakukan ritual berbahaya di tempat-tempat angker. Konon ada yang mensyaratkan harus tidur dengan 21 perjaka agar memperoleh aura kecantikan yang prima.

Menurut paranormal kondang M Sulaiman, masalah perempuan yang mencari kecantikan dengan bantuan makhluk halus hingga mempertahankan nyawa memang banyak terjadi. Hal ini memang sudah menjadi kebiasaan dari makhluk halus yang jahat. Biasanya mereka akan memenuhi segala permintaan orang yang datang kepadanya. Namun imbalan yang diminta juga sangat mahal, misalnya nyawa.

Di daerah Jawa Timur, tepatnya di pantai Popoh, sering dijadikan ritual bagi perempuan yang ingin mempercantik diri. Ritual yang dilakukan adalah dengan mengambil kharisma Nyai Roro Kidul. Umumnya, yang datang ke tempat ini adalah para perempuan malam. Ritual dilakukan dengan menggunakan ayam cemani (ayam yang bulunya hitam semua) yang dipandu oleh juru kunci dengan memakai bahasa Bali.

Biasanya, setelah melakukan ritual itu, si pemohon akan memperoleh mimpi atau wangsit. Mimpi atau wangsit ini bentuknya macam-macam. Ada yang tak boleh berhubungan baan dengan suaminya, ada yang diharuskan serong dengan lelaki lain, ada yang harus melakukan sesaji tiap bulan Suro, dan sebagainya. Biasanya orang-orang yang melakukan ritual ini umurnya tak lebih dari 45 tahun. Kalaupun bisa di atas usia itu, biasanya akan mengalami sakit-sakitan.

Bahkan ada pula yang karmanya jatuh ke tangan anak cucu, yaitu anaknya kadang menjadi liar, hidupnya berantakan atau ada juga yang mati kecelakaan. Ini semua memang menjadi tumbal kecantikan yang dicari oleh orang tuanya.

Di daerah pegunungan Dieng ada lagi satu kisah yang menarik, yaitu bagi perempuan yang ingin memperoleh kecantikan harus mencari darah perjaka. Ada satu syarat untuk membuat dirinya lebih cantik dan menarik harus bisa tidur dengan 21 perjaka selama 21 hari. Tapi hal ini juga mengandung resiko yang berat di masa tua. Di usia 40 tahun ke atas, perempuan ini tak bisa menikmati indahnya hidup di dunia. Entah akibat sakit atau sebab lainnya. Para perempuan yang mencari kecantikan dan 'bekerja sama' dengan makhluk halus hasilnya lebih kuat dibandingkan jika mencari ke paranormal.

Masih menurut M Sulaiman yang membuka praktek di di Jl Raya Condet Rt 06/05 No. 6 Cililitan ini akibat yang ditimbulkannya juga tidak kecil. "Selain itu, perempuan yang mencari kecantikan dengan bantuan makhluk halus penunggu tempat keramat nanti setelah mati akan dijadikan budak dari mereka yang kita mintai pertolongan tersebut," katanya seperti dikutip Misteri.

Menurut Sulaiman, tak ada seorang paranormal pun yang bisa mengubah wajah jelek menjadi cantik. Seorang paranormal hanya membuat oang yang jelek menjadi lebih menarik. Pada umumnya, kemampuan paranormal adalah membuat rasa senang orang yang memandang perempuan yang sudah melakukan terapi tersebut.


MENAKLUKKAN PEREMPUAN LEWAT SANTET???.....GAMPANG

Anda mau menyantet? Gampang. Yang penting Anda tahu cara atau metodenya. Paling tidak ada tiga cara atau metode untuk menyantet seseorang; entah untuk menaklukkan hati perempuan idaman Anda, atau menyakiti dan bahkan membunuh pesaing bisnis Anda. Inilah ketiga cara itu.

Pengaruh sugesti: Seseorang dapat membuat orang lain celaka atau jatuh sakit, takluk, menurut atau bahkan meninggal dunia dengan cara sugesti terpola. Caranya dengan jalan pemusatan konsentrasi segenap rasa seperti kebencian, nafsu atau kasih sayang pada orang yang dituju. Dalam santet tertentu yang dipola adalah kebencian.
Dengan cara ini, lambat laun akan mempengaruhi segala aktivitas sukma orang yang dituju, sehingga akhirnya terpola menjadi satu hal yang diinginkan. Anda dapat memahami ketika Anda mabuk cinta dengan seseorang. Yang Anda lakukan adalah merenung dan mengkhayalkan berbagai kegiatan yang Anda lakukan bersama si dia. Anda akan dapat melihat bagaimana si dia menaruh hati atau menuruti kehendak Anda.

Ilmu sugesti terpola ini merupakan 'ilmu terpopuler' di berbagai kalangan, misalnya psikhologi. Lembaga sains Barat pun telah mengembangkan pola sugesti ini dengan teknik Cybernetic guna memotivasi seseorang agar sukses sesuai dengan apa yang diharapkan.
Miniatur peraga tercipta: Akibat dari latihan-latihan sugesti, seseorang biasanya mampu menciptakan sebuah media (miniatur) yang dapat disugestikan berupa bayangan-bayangan seseorang yang hendak dituju, kemudian dibangkitkan pola-pola pemikiran yang buruk.
Dengan adanya media tersebut, yang telah terwujud menjadi materi metafisik, seorang penyantet dapat berbuat apa pun terhadap orang yang dituju, misalnya menusuk boneka kecil untuk mencelakakan orang yang dimaksud. Akibatnya, obyek akan merasakan kesakitan seperti ditusuk secara langsung atau sungguhan. Si penderita akan merasakan sakit yang bukan main hebatnya pada saat-saat tertentu, misalnya sehabis maghrib, malam hari atau setiap si penyantet melakukan aksinya.

Media perewangan Pada ilmu santet tingkat tinggi dapat dipakai jenis-jenis perewangan yang memang membidangi ilmu santet yang berasal dari energi benda pusaka, setan atau jin. Umumnya, penderita menunjukkan gejala-gejala khusus seperti merasa sakit dalam waktu-waktu tertentu atau setiap waktu karena ada benda asing yang masuk ke dalam tubuhnya.
Pada prinsipnya, pengiriman benda tersebut awalnya berupa materi riil. Namun, materi nyata tersebut kemudian diubah menjadi materi gaib yang mampu menembus pori-pori kulit manusia. Oleh para setan, benda tersebut ditempatkan di dalam tubuh obyek yang dituju, sesuai dengan pola yang dikehendaki si penyantet.


SPERMA UNTUK MELET PEREMPUAN

Jangan sia-siakan sperma Anda karena manfaatnya luar biasa. Selama ini Anda hanya mengenal sperma sebagai ‘cairan kehidupan’ untuk meneruskan keturunan. Padahal, lebih dari itu, para ahli supranatural menggunakan sperma untuk memikat hati perempuan. Caranya pun sangat gampang.

Seperti diketahui sperma yang ada pada tubuh manusia bisa keluar melalui berbagai cara, seperti senggama, onani atau mimpi. Air mani yang keluar melalui hubungan badan atau onani tidak bisa dipergunakan sebagai media pelet. Hanya sperma yang keluar melalui mimpi saja yang dapat Anda gunakan untuk memikat lawan jenis.

Untuk memakainya sebagai media pelet, Anda membutuhkan bahan bantuan seperti kurma, tali, gelas dan air putih. Menurut literatur, penggunaan air mani itu tidak memerlukan ritual khusus. Syarat utamanya hanya air mani itu harus keluar melalui sebuah mimpi.
Bila Anda berminat menggunakan air mani sebagai sarana pelet, tunggulah sampai Anda mimpi basah. Sembari menunggu datangnya mimpi Anda bisa menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. Jika suatu saat Anda bermimpi dan mengeluarkan mani, segera oleskan mani yang masih basah itu ke biji kurma yang telah Anda siapkan.

Tunggu sesaat sampai biji tersebut benar-benar kering. Setelah kering ikat biji kurma yang sudah diolesi sperma itu dengan benang. Dengan mengikatnya, Anda lebih mudah untuk mencelupkan ke dalam air. Lalu, biji kurma itu dimasukkan ke dalam segelas air putih layaknya sebuah teh celup.

Proses berikutnya, Anda harus mengusahakan agar air yang sudah diseduh dengan ‘kurma bertuah’ itu diminum oleh perempuan yang akan Anda pelet. Mungkin inilah proses paling sulit yang harus Anda hadapi. Namun, justru di sinilah faktor yang paling menentukan apakah pelet Anda akan bekerja dengan baik atau tidak.

Beberapa ahli supranatural mengatakan jika Anda menginginkan pelet yang lebih ampuh, Anda dapat mengggunakan sperma dari pengantin baru. Tingkat kesulitan yang Anda hadapi sangat tinggi karena jarang sekali pengantin baru yang membiarkan air maninya keluar melalui sebuah mimpi. Nah, jika Anda sudah mendapatkan air mani dari pengantin itu, oleskan maninya ke dalam tiga buah biji kurma. Ingat, jumlahnya tiga kali lebih banyak di banding metode yang biasa. Cara selanjutnya sama dengan metode pertama. Namun proses terakhirnya tetap sama: dimasukkan ke dalam segelas air, bukan tiga gelas seperti jumlah bijinya.


MEKANISME GENDAM.....

KATA gendam tiba-tiba menyeruak ke permukaan. Paranormal Ki Joko Bodo, yang mengaku ahli gendam, yang membeber hal itu ke wacana publik berbarengan dengan tertangkapnya perempuan pembawa bom, Elize.

Di tangan seorang ahli, gendam bisa dipakai apa saja. Dalam wacana ngelmu Jawa, gendam mempunyai banyak fungsi baik untuk kebaikan ataupun keburukan. Yang untuk kebaikan misalnya, memanggil pulang anak/orang yang pergi tanpa pamit, plengketan (membuat maling tak bisa keluar rumah), membuat sadar kembali orang yang bingung, menarik keris atau benda-benda sakti dari alam semesta, dan lain-lain.

Sebaliknya bisa untuk keburukan misalnya, memelet gadis cantik, membuat bingung orang, panglimunan (tak kasat mata) untuk tujuan jelek, dan sebagainya.

Mekanismenya bisa dilakukan dengan dua jalan. Pertama, pelaku melatih diri ngelmu telepati. Kedua, nglakoni dengan penggunaan mantra-mantra. Yang pertama, telepati sangat mengandalkan sugesti. Para pelaku biasanya secara terus-menerus melatih diri memfokuskan pada suatu hal yang diinginkan.

Tumpuannya sebenarnya pada sugesti. Mekanisme bekerjanya seperti orang menyepatani (mendoakan jelek atas orang lain) secara terus-menerus. Sebaliknya juga bisa memberkahi dengan mendoakan yang baik tanpa henti untuk jangka waktu tertentu.
Misalnya, dengan menggunakan chi (energi) batin, pelaku memfokuskan diri untuk pemadaman kobaran api. Pelaku akan berkonsentrasi penuh, terutama menggunakan mata batin seluruhnya untuk pemadaman. Hal yang sama juga bisa dilakukan pelaku untuk nyablek orang agar korban cablekan terlena.

Sesaat dalam keadaan terlena itulah, ia mengirimkan energi untuk memengaruhi korban. Tidak mengherankan, yang ahli cablekan sangat mudah memengaruhi korban.


MEKANISME kedua dengan syarat nglakoni. Biasanya ini dilakukan oleh para dukun profesional, karena ia harus melayani sejumlah besar pasien. Didahului dengan pasa mutih (hanya makan nasi dan minum air putih) selama minimal 21 hari ditutup dengan patigeni (menghindar dari sinar dan tanpa makan sehari semalam).

Ada beberapa mantra yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk memanggil pulang orang yang minggat biasanya diniatkan, mamardi kakang kawah adhi ari-ari, niyat ingsung anggendam jabang bayine si Wulan, cepet muliha marang omah lawase saking kersane Allah (Membuka Kakang Kawah, saya berniat nggendam roh Si Wulan agar ia cepat pulang ke rumah sedia kala dengan izin Allah).

Mantra seperti itu hanya untuk kasus yang "enteng'', sedangkan untuk kasus yang berat seperti dalam aji panglimunan, biasanya para dukun atau pelaku menambah mentra dengan rajah kalacakra. Rajah itu berbunyi, Yamaraja, Jaramaya (siapa yang menyerang berbalik jadi kasihan), Yamarani Niramaya (siapa datang akan menjauhi) Yasilapa Palasiya (siapa lapar malah akan memberi makan), Yamiroda Daromiya (Siapa memaksa malah memberi keleluasaan), Yamidosa Sadomiya (Siapa membuat dosa malah membuat jasa), Yadayuda, Dayudaya (Siapa memerangi malah balik menjadi damai), Yaciyaca Cayasiaya (Siapa membuat catat membalik menjadi utuh), Yasihama Mahasiya (Siapa menggoda membalik menjadi menyayangi).

* * *

MANTRA rajah kalacakra ini sering disebut mantra 1001 macam kegunaan. Tak hanya untuk kebaikan, tetapi juga untuk keburukan. Bukan hanya untuk membuat cacat, melainkan juga untuk menyembuhkan. Lalu? Kembali pada persoalan nawaitu-nya. Jika diniatkan untuk kejelekan, hadirlah keburukan. Sebaliknya, jika diniatkan untuk kebaikan, datanglah berkah.

Tentu yang lebih hebat dan positif adalah memadukan keduanya, yakni kekuatan sugesti dan mantra sekaligus masuk pada mekanisme kehendak Allah. Artinya, memadukan kekuatan batin (mikrokosmos), alam semesta (makrokosmos), dan Kunfayakun (Jika Allah menghendaki maka jadilah).

Dalam pandangan dunia spiritual, orang-orang yang masih kasar, rohnya terletak 5-8 cm di atas kepala (tempat bersemanyamnya cakra mahkota). Jika kadar spiritual seseorang makin meninggi, maka roh akan menyatu ke dalam dada atau kalbu. Dengan demikian, yang mencapai tahapan spiritual tinggi akan berperilaku makin halus. Dunia batinnya akan lebih kuat.

Nah, lalu kenapa orang menjadi mudah terkena gendam? Jawabannya terletak pada persoalan roh itu. Yang rohnya masih di atas kepala akan dengan mudah terlena karena rohnya masih berposisi labil. Sebaliknya tidak bagi yang rohnya sudah masuk ke kalbu. Bahkan, mereka menjadi spiritualis yang bisa membongkar pengaruh-pengaruh buruk mantra dan energi yang bersarang di tubuh orang lain. Nah, di sinilah kenapa orang-orang yang benar-benar suci batinnya susah diperdayai, apalagi hanya sekelas gendam.


KETIKA TUKANG SANTET BERPERANG

Usaha Pak Jayus dalam membuat dan berjualan sale pisang mengalami kemajuan yang menggembirakan. Ia bisa menggaji sejumlah pegawai dan hidupnya berkecukupan. Tapi sayangnya hal ini tidak berlangsung lama.

Tiba-tiba saja sale pisang baru yang dimasukkan ke dalam gudang sebelum dipasarkan ke barbagai kota membusuk hanya dalam waktu beberapa jam saja. Padahal biasanya berhari-hari tidak apa-apa. Hal ini berlangsung seminggu ketika Pak Jayus menyadari harus melakukan sesuatu.

Secara teknis semua berjalan normal, tidak ada masalah. Karena itu Pak Jayus ingin mengetahui pendapat paranormal tentang kejadian tersebut. Ia lalu menemui paranormal kondang di daerahnya yaitu Mbah Wirobalang. Setelah mendengarkan keterangan Pak Jayus, Mbah Wirobalang memejamkan matanya dan membaca mantranya.

Ketika ia membuka matanya, ia menatap Pak Jayus dan berkata, “Gawat Nak. Memang ada orang yang sengaja ingin membuat usaha Nak Jayus bangkrut sehingga orang yang juga produsen sale pisang tersebut bisa menguasai pasar. Orang ini meminta jasa orang pintar yang kebetulan saya kenal yaitu Wirojalu.”

Mbah Wirobalang berjanji akan membantu Pak Jayus untuk melawan ‘serangan’ yang dilakukan oleh Mbah Wirojalu. Malam harinya di langir terlihat dua bola api bertemu di angkasa. Mereka bertabrakan dan salah satunya hancur dan berubah menjadi asap, sedangkan bola api yang masih hidup berjalan dan menghilang di atas rumah Mbah Wirobalang. Hanya satu orang yang menyaksikannya, yaitu Dulmanap.

Keesokan harinya Mbah Wirojalu ditemukan tewas dengan darah keluar dari mulutnya, begitu juga pesaing Pak Jayus dalam bisnis pisang sale. Tapi kemenangan Mbah Wirobalang harus dibayar mahal. Dulmanap yang menyaksikan perang bola api malam harinya memberitahu warga desa kalau Mbah Wirobalang adalah dukun santet.
Mereka lalu beramai-ramai membunuh Mbah Wirobalang, yang ternyata arwahnya tidak terima. Setiap malam arwah Mbah Wirobalang mendatangi Dulmanap dan memarahinya karena seenaknya saja memfitnah orang. Seminggu dihantui oleh arwah Mbah Wirobalang, Dulmanap tidak kuat lagi dan mencebur ke sungai yang arusnya deras lalu meninggal dunia.

Pak Jayus menyesali semua yang telah terjadi. Ia tidak mau lagi berurusan dengan paranormal. Apapun yang terjadi, ia lebih suka mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga ketika usahanya tidak bisa menahan gempuran krisis ekonomi. Ia dengan tekun menjalankan sebuah warung yang tidak pernah sepi dari pengunjung, walaupun hasilnya tidak sebanyak sebelumnya.

PESUGUHINAN DAN TUMBAL

Kadar yang miskin, hidupnya semakin susah sejak krismon melanda negara tercinta ini. Pekerjaannya sebagai buruh tani sama sekali tidak bisa mencukupi keluarganya, bahkan untuk makan sehari-hari. Suatu saat ketika kekalutan pikirannya sudah mencapai batas kekuatannya untuk menahan, Kadar pergi dari rumahnya di Desa Rembun, Kecamatan Ulujami.

Tapi karena ia tidak tahu harus ke mana, akhirnya Kadar hanya duduk termangu-mangu di bawah pohon asam di pinggir jalan besar yang menghubungkan Pekalongan dan Pemalang. Ketika sedang melamun, tiba-tiba Kadar kaget mendengar sepertinya ada orang yang berbisik di telinganya.

Suara itu menyarankan agar ia minta tolong pada Mbah Bandhot. Tapi Kadar ragu-ragu karena sudah sekian kali ia mendengar bagaimana Mbah Bandhot meminta tumbal, yang tidak berupa benda tapi nyawa. Ia mendengar cerita ini dari orang-orang sedesanya tentang beberapa orang di sekitar Kecamatan Ulujami yang harus menjadi tumbal atas kekayaan yang dimintanya.

Setelah lama bertarung dengan pikirannya sendiri, antara ya dan tidak, Kadar akhirnya pergi ke makam Mbah Bandhot. “Mbah tolong saya, berilah saya rejeki…,” katanya lalu meninggalkan tempat itu. Jauh di dalam lubuk hatinya, sebenarnya Kadar tidak terlalu percaya akan berhasil. “Kan Tuhan yang paling berkuasa menentukan rejeki manusia,” katanya dalam hati dan pasrah apapun yang akan terjadi akan dihadapinya.

Pelan-pelan ia kembali ke rumahnya. Istri dan kedua anaknya yang ketika ia tinggal semuanya cemberut dan kesal, kini menyambut kedatangannya dengan senyum lebar dan wajah yang ramah.
“Kang, dapat hutang dari siapa?” tanya istrinya. “Hutang apa? Saya tidak mencari ataupun mendapat hutang,” jawab Kadar.

“Saya tahu persis Akang tidak punya uang, lalu dari mana uangnya Akang bisa beli beras dan segala lauk pauknya ini, kalau tidak hutang?” tanya istrinya. Karena Kadar tidak juga mengerti apa yang dimaksudkan istrinya, ia bercerita bahwa tadi ada mobil boks yang mengantar beras, gula, garam, bumbu dapur, ikan segar, daging, telur dan sayur mayur yang katanya dipesan oleh Kadar.

“Iya Pak, saya yang menandatangini notanya,” kata anak lelaki Kadar. Bapaknya memandangnya dengan mata terbelalak dan kemudian termangu-mangu. Sadarlah istrinya bahwa Kadar telah meminta rejeki dari Mbah Bandhot dan kemungkinan besar yang akan menjadi tumbah adalah anak lelakinya, karena dialah yang menandatangani nota.

Istri Kadar jatuh pingsan diiringi oleh jerit tangis kedua anaknya. Para tetangga berdatangan dan salah satu dari mereka menduga keterlibatan Kadar dengan Mbah Bendhot. Ia pergi menemui Ustad Rhomadon yang kabarnya mampu menangkal makhluk halus. Sayangnya ustad tersebut sedang keluar kota dalam waktu yang cukup lama.

Satu minggu berlalu tanpa terjadi apa-apa, demikian juga minggu-minggu selanjutnya. Akan tetapi ketika menginjak hari ke empat puluh, suatu malam ketika hujan deras, anak lelaki Kadar mengeluh kedinginan dan langsung menuju ke tempat tidurnya.

Ada suara keras seperti sesuatu jatuh di atas genting yang membuat Kadar dan istrinya lari ke kamar tidur anaknya. Dibukanya selimut anaknya dan dipegangnya dadanya, ternyata masih bernafas. Mereka meninggalkan kamar dengan perasaan tidak menentu dan berusaha untuk terus berdoa memohon perlindungan Tuhan. Tapi beberapa saat kemudian terdengar lagi dentuman di atap dan kali ini lebih keras.

Tak lama kemudian terdengar jeritan anak perempuan mereka, yang datangnya dari kamar adiknya. Kadar dan istrinya lari ke kamar dan mendapati anak sulungnya sedang menggoyang-goyang adiknya yang sudah membujur kaku. Semua orang tidak percaya, anak lelaki yang saat petang masih pergi ke masjid untuk sholat dan mengaji dengan keadaan yang segar bugar, tiba-tiba sudah menjadi mayat.

Keesokan harinya Ustad Rhomadon memimpin pemakaman anaknya Kadar. Tak satupun kata-kata ustad yang masuk ke dalam pikiran Kadar, kecuali kalimat, “… bagaimanapun keadaan kita tidak semestinya kita meminta rejeki kepada selain Allah…” Begitu mendengar kalimat ini Kadar langsung jatuh pingsan.


CEPAT MENJADI KAYA

Bayak jalan menuju Roma. Banyak cara menjadi kaya. Dengan berziarah di pulau Seprapat Anda bisa mendadak kaya raya. Wangsit akan turun lewat mimpi. Namun, setelah sukses kerabat terdekat Anda akan mati dengan cara mengenaskan dan menjelma menjadi seekor kera jadi-jadian. Siapkah Anda?

Pulau Seprapat terletak di muara sungai Silungonggo (Pati) dan pantai laut teluk Jawa. Aroma mistik sudah terasa ketika Anda memasuki pulau yang luasnya hanya 110 X 65 meter itu. Selain pepohonan, di pulau tersebut Anda dapat menemukan makam tua yang bertuah. Itulah makam yang sering disebut-sebut sebagai makam seorang wali yang bernama Ki Lodang Datuk Wali Joko.

Untuk berziarah di pulau tersebut Anda harus menemui juru kuncinya yang bernama Salimin. Lelaki renta ini siap membantu Anda yang ingin berziarah. Ziarah dilakukan setelah matahari kembali ke peraduan. Jika Anda terlanjur datang siang hari maka Anda dapat beristirahat di rumah Salimin terlebih dulu. Perlengkapan yang dibutuhkan adalah kembang boreh dan kembang setaman yang ditambah dengan sesaji lainnya. Biaya yang diperlukan sekitar Rp100-Rp200 ribu.

Bila malam telah merayap, Sarimin akan mengantar Anda ke makam sang wali. Dengan perahu tradisional Anda diajak menyusuri sungai Silungonggo menuju pulau Seprapat. Sesampainya di sana, Salimin mengajak Anda memasuki makam tua. Di tempat ini, Anda diharuskan berdoa memohon apa yang diinginkan. Cara dan metode berdoa terserah pada Anda, boleh dengan cara tiduran atau bahkan tidur beneran.

Sarimin akan meniggalkan Anda seorang diri dan kembali menjemput setelah matahari kembali bersinar. Di tengah kegelapan malam itulah wangsit yang akan menuntun Anda menjadi kaya raya akan datang. Wangsit bisa datang lewat mimpi Anda. Selain memperoleh wangsit Anda pun menjalin perjanjian batin dengan penunggu pulau itu. Setelah sukses, Anda harus kembali berziarah setiap setahun sekali atau maksimal 1000 hari.

Di samping itu, ada perjanjian lain yang lebih mengerikan. Anda harus merelakan orang yang Anda cintai sebagai tumbal, bisa anak kandung atau keponakan. Biasanya, kurang dari 40 hari setelah Anda berziarah orang yang ditumbalkan akan menemui ajalnya dengan cara mengenaskan, seperti kecelakaan, dibunuh orang, atau mati mendadak. Konon, setelah mati arwahnya akan menjadi kera jadi-jadian yang menghuni pulau tersebut.

Bila suatu saat Anda berkunjung ke pulau itu, Anda akan didekati oleh seekor kera. Ia akan meneteskan air mata kesedihan sambil menatap Anda dalam-dalam. Mungkin di benaknya berujar, “Tega nian engkau mengorbankan daku”. Untuk menghilangkan kesedihan dan mengbibur sang kera, sebaiknya Anda membawa barang kesukaan anak tersebut semasa hidupnya. Bisa berupa pakaian atau mainan kegemarannya. Anehnya, yang bisa melihat kera itu hanyalah mereka yang pernah menjalin perjanjian gaib saja.

Kabarnya, sampai saat ini di pulau kecil itu sering ditemukan benda-benda kesukaan anak, seperti boneka, mainan atau bantal. Namun, asal-usul benda itu pun masih misterius, apakah pembawaan para peziarah atau benda yang hanyut oleh arus sungai yang meluap. Yang jelas, pulau itu masih menyimpan sejuta misteri.

BERSAMBUNG.......

Read More - MENGUAK MISTERI BLACK MAGIC BAG.III

MENGUAK MISTERI BLACK MAGIC Bag. II


ILMU SANTET, KEKUATAN APA YANG MENGGERAKKAN?

Pada dasarnya ilmu santet adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memasukkan benda atau sesuatu ke tubuh orang lain dengan tujuan menyakiti.

Benda ini bisa saja misalnya sebuah paku atau seekor binatang berbisa yang dikirim secara gaib untuk dimasukkan ke tubuh seseorang dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Seperti ilmu-ilmu lain yang ada di dunia, santet bisa merupakan ilmu putih atau ilmu hitam tergantung dari penggunaan ilmu ini apakah untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Tetapi dalam aplikasinya ilmu putih ini dipadukan dengan ilmu-ilmu lain sehingga bisa dikatakan diselewengkan (dihitamkan) oleh pelakunya, misalnya yang aslinya digunakan untuk menidurkan bayi yang rewel agar bisa terlelap, oleh maling ilmu ini diselewengkan untuk menidurkan calon korbannya.



Ilmu untuk meluluhkan hati orang yang keras atau kalap tetapi diselewengkan fungsinya untuk membuat orang lain terlena bujuk rayunya. Kasus yang terakhir ini marak yang umum kita kenal dengan istilah gendam.

Walaupun proses santet yang gaib ini sulit dimengerti secara ilmu pengetahuan, tapi secara logis santet dapat dimengerti sebagai proses dematerialisasi. Pada saat santet akan dikirim, benda-benda seperti paku, jarum, beling, ataupun inatang berbisa ini diubah dari materi menjadi energi.

Kemudian dalam bentuk energi, benda ini dikirim menuju sasaran. Setelah tepat mengenai sasaran, energi ini diubah kembali menjadi materi. Sehingga apa-apa yang tadi dikirim, misalnya beling dan binatang berbisa akan masuk ke tubuh seseorang yang merupakan sasaran santet. Selanjutnya secara otomatis benda-benda yang tadi dimasukkan melalui santet ini akan menimbulkan kesakitan pada tubuh orang yang disantet.

Selanjutnya penulis akan membahas ilmu santet lebih ke arah santet sebagai ilmu hitam. Berdasarkan pengetahuan penulis, ada dua jenis santet menilik dari jenis ekuatan yang dijadikan sumber kekuatannya.

Pertama adalah santet yang dalam prosesnya memanfaatkan kekuatan makhluk gaib seperti jin, setan, dan makhluk gaib lainnya. Dalam pelaksanaannya, pelaku santet akan bekerja sama dengan makhluk gaib sebagai media pengiriman santet.

Untuk mengajak si makhluk gaib untuk dijadikan "kurir" ini tentu saja pelaku antet harus memberikan imbalan sesuai yang diminta oleh sang kurir. Imbalan bisa berupa sesaji khusus yang diperuntukkan makhluk gaib sebagai makanan untuknya.

Imbalan juga dapat berbentuk lain sesuai permufakatan makhluk gaib dengan pelaku santet. Setelah imbalan yang dijanjikan disepakati, maka "sang kurir" pun akan melakukan tugasnya membawa santet menuju sasaran.

Ada kasus misalnya sesaji atau imbalan yang disepakati lalai atau tidak dilaksanakan oleh pelaku santet, maka dalam kasus ini bisa saja si makhluk gaib akan meminta tumbal dari pelaku santet. Sehingga bisa disimpulkan hal ini lah yang merupakan resiko bagi para pelaku santet.

Kedua, adalah santet yang bersumber dari kekuatan batin. Santet dengan metode ini membutuhkan kekuatan batin yang biasanya diperoleh dari laku spiritual.
Pada saat penggunaannya santet dengan kekuatan batin biasanya dibantu dengan kekuatan visualisasi (pembayangan) yang kuat dari pelaku. Misalnya santet dengan menggunakan media bambu apus yang ketika hendak digunakan terlebih dahulu dibacakan mantera-mantera tertentu, setelah itu pelaku santet memusatkan konsentrasi, visualisasi dan berniat menyumbat kubul dan dubur si jabang bayi (sasaran).
Konon, dengan cara demikian, seseorang yang dituju tidak bisa buang air besar maupun air kecil. Sehingga pada hakikatnya kekuatan santet ini bersumber dari memusatan kehendak batin saja. Sedangkan peran dari ritual, seperti membaca mantera atau laku tirakat lain merupakan sarana penunjang yang mampu membantu visualisasi batin sehingga bertambah kuat.


ILMU HITAM TERLIHAT DARI PEMBELAJARAN

Mengaku ilmu putih boleh saja. Tapi sistem pembelajaran yang menyimpang dari etika atau nilai-nilai budaya spiritual, jelas masuk kategori ilmu hitam. Memporakporandakan budaya etnik, kekerabatan sampai pelecehan agama termasuk golongan ilmu sesat.

Dari beberapa praktisi ilmu gaib, mulai kebatinan, tenagadalam, tasauf, metafisika, supranatural, reiki sampai hal-hal yang mengandalkan doa didapat keterangan bahwa, ciri-ciri ilmu hitam dapat dilihat dari tingkah laku dan amalan-amalan yang bersifat jiniah atau langkah sebagai pengikut iblis.

Di Malaysia, ada dukun yang memberlakukan muridnya untuk memasang kitabullah sebagai alas kaki. Ini jelas ilmu hitam. Syarat atau laku lain yang sering terlihat dalam kehidupan masyarakat pelaku, baik yang sengaja maupun yang tidak tahu di antaranya, menulis ayat-ayat suci dengan tinta yang dicampur darah atau najis lain.

Ada juga yang menyejajarkan dengan ilmu Jawa Caraka Walik yang konon ampuh untuk melawan nuansa jahat. Tapi, yang dibalik cara menuliskannya adalah surat Al Fatihah, sehingga tergolong ilmu hitam.

Kalau seorang pelatih atau pembimbing memerintahkan muridnya untuk melakukan shalat di tempat najis, dilarang berwudlu, bahkan diwajibkan dalam keadaan junub, tidak masuk akal bila mengaku sebagai ilmu putih.

Dari ubarampe yang dipergunakan juga menunjukkan orientasi sebuah ilmu. Misalnya, harus menyembelih ayam atau hewan lain dengan cara menggigitnya dan dilarang menyebut nama Allah, darahnya harus diminum, manusia normal tidak bakalan menyebut ilmu putih.

Meditasi merupakan salah satu laku untuk mempertajam batin. Tapi, meditasi ilmu hitam berorientasi syirik. Misalnya mesu diri menyembah matahari, bulan, bintang, pohon, makam dan sejenisnya.

Bahkan, di daerah-daerah terpencil sering didengar pembelajaran kebatinan dengan cara yang naif. Misalnya, agar sakti, orang harus melumuri tubuhnya dengan kotoran dan selama seminggu tidak boleh tersentuh air.

Laku ilmu hitam lain yang selama ini sering menjadi perbincangan adalah berkaitan dengan kekerabatan. Misalnya, harus bersebadan dengan sembilan janda, harus menyantap tujuh perawan, wajib memperisteri ibu kandung atau anak perempuannya. Bahkan yang terakhir mencuat ke permukaan, agar menjadi sakti, orang harus makan daging manusia yang meninggal pada malam Selasa atau Jumat Kliwon. Dulu, dikenal ilmu palimunan atau ilmu menghilang dengan laku, mencuri kain kafan dengan membongkar makam dengan tangan dan mengambil kafan dengan giginya.

Kadang, laku yang dilaksanakan seorang yang mengaku paranormal, menunjukkan ciri-ciri ilmu hitam. Misalnya, bersedia memisahkan harmonisasi suami-isteri karena ingin mendapatkan isterinya.

Bagaimana dengan sebangsa pengasihan? Banyak orang meragukannya. Memang, ada dua macam pengasihan. Pertama, mengacu pada riwayat Imam Ahmad dalam Hadits Al AlBaaniy yang artinya, Sesungguhnya jampi serapah, tangkal azimah serta sihir ilmu pengasih adalah syirik. Tapi pendapat kedua menyatakan, pengasihan merupakan laku melebarkan aura asmara seseorang, sehingga menjadi normal dengan efek, lawan jenis tidak antipati. Ilmu pengasihan seperti ini bukan syirik, karena menggunakan asmaĆ­ yang benar dengan surat-surat pendek.

Banyak sekali jenis ilmu hitam dilihat dari akibatnya. Walau dukun yang mengerjakan sihir beralasan menolong nasabah, tetapi karena terdapat korban, tetap sajalah ilmu itu bernuansa hitam.

Ciri-ciri terkena ilmu hitam di antaranya, tiba-tiba lengket dengan lawan jenis, suami/isteri mendadak saling benci, kebingungan tanpa masalah, bertindak gila-gilaan di luar kebiasaan, takut kepada orang lain, suka bertereak-tereak dalam keadaan sadar, sakit berkepanjangan tanpa diketahui pihak medik, pendarahan tanpa penyakit, jodoh seret, lumpuh dengan metabolisme normal, mandul kendati dokter menyatakan sehat dan masih banyak lagi.

Tentu, untuk menetralisasi, harus melibatkan orang yang memiliki energi spiritual berlebih. Dengan sintesis energi ekstra, kekuatan setanoaktif akan netral dan orang yang terimbas ilmu hitam pun sembuh dari pengaruh jahat.


SIHIR DAN DUKUN

Segala puji hanya kepunyaan Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan umat, Nabi besar Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang tiada lagi Nabi sesudahnya.

Akhir-akhir ini banyak sekali tukang-tukang ramal yang mengaku dirinya sebagai tabib, dan mengobati orang sakit dengan jalan sihir atau perdukunan. Mereka kini banyak menyebar di berbagai negeri; orang-orang awam yang tidak mengerti sudah banyak menjadi korban pemerasan mereka.

Maka atas dasar nasihat (loyalitas) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kepada hamba-hambaNya, saya ingin menjelaskan tentang betapa besar bahayanya terhadap Islam dan umat Islam adanya ketergantungan kepada selain Allah dan bahwa hal tersebut bertolak belakang dengan perintah Allah dan RasulNya.

Dengan memohon pertolongan Allah Ta'ala saya katakan bahwa berobat dibolehkan menurut kesepakatan para ulama. Seorang muslim jika sakit hendaklah berusaha mendatangi dokter yang ahli, baik penyakit dalam, pembedahan, saraf, maupun penyakit luar untuk diperiksa apa penyakit yang dideritanya. Kemudian diobati sesuai dengan obat-obat yang dibolehkan oleh syara', sebagaimana yang dikenal dalam ilmu kedokteran. Dilihat dari segi sebab dan akibat yang biasa berlaku, hal ini tidak bertentangan dengan ajaran tawakkal kepada Allah dalam Islam. Karena Allah Ta'ala telah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya. Ada di antaranya yang sudah diketahui oleh manusia dan ada yang belum diketahui. Akan tetapi Allah Ta'ala tidak menjadikan penyembuhannya dari sesuatu yang telah diharamkan kepada mereka.

Oleh karena itu tidak dibenarkan bagi orang yang sakit, mendatangi dukun-dukun yang mendakwakan dirinya mengetahui hal-hal ghaib, untuk mengetahui penyakit yang dideritanya. Tidak diperbolehkan pula mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan, karena sesuatu yang mereka katakan mengenai hal-hal yang ghaib itu hanya didasarkan atas perkiraan belaka, atau dengan cara mendatangkan jin-jin untuk meminta pertolongan kepada jin-jin tersebut sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dengan cara demikian dukun-dukun tersebut telah melakukan perbuatan-perbuatan kufur dan sesat.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Barangsiapa mendatangi 'arraaf' (tukang ramal) kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari." (HR.Muslim).

"Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:'Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun)) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Abu Daud).

"Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan lafazh: 'Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam."

"Dari Imran bin Hushain radhiallahu anhu, ia berkata: 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain),yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Al-Bazzaar, dengan sanad jayyid).

Hadits-hadits yang mulia di atas menunjukkan larangan mendatangi peramal, dukun dan sebangsanya, larangan bertanya kepada mereka tentang hal-hal yang ghaib, larangan mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan, dan ancaman bagi mereka yang melakukannya.

Oleh karena itu, kepada para penguasa dan mereka yang mempunyai pengaruh di negerinya masing-masing, wajib mencegah segala bentuk praktek tukang ramal, dukun dan sebangsanya, dan melarang orang-orang mendatangi mereka.
Kepada yang berwenang supaya melarang mereka melakukan praktek-praktek di pasar-pasar, mall-mall atau di tempat-tempat lainnya, dan secara tegas menolak segala yang mereka lakukan. Dan hendaknya tidak tertipu oleh pengakuan segelintir orang tentang kebenaran apa yang mereka lakukan. Karena orang-orang tersebut tidak mengetahui perkara yang dilakukan oleh dukun-dukun tersebut, bahkan kebanyakan mereka adalah orang-orang awam yang tidak mengerti hukum, dan larangan terhadap perbuatan yang mereka lakukan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang umatnya mendatangi para peramal, dukun dan tukang tenung. Melarang bertanya serta membenarkan apa yang mereka katakan. Karena hal itu mengandung kemungkaran dan bahaya besar, juga berakibat negatif yang sangat besar pula. Sebab mereka itu adalah orang-orang yang melakukan dusta dan dosa.

Hadits-hadits Rasulullah tersebut di atas membuktikan tentang kekufuran para dukun dan peramal. Karena mereka mengaku mengetahui hal-hal yang ghaib, dan mereka tidak akan sampai pada maksud yang diinginkan melainkan dengan cara berbakti, tunduk, taat, dan menyembah jin-jin. Padahal ini merupakan perbuatan kufur dan syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Orang yang membenarkan mereka atas pengakuannya mengetahui hal-hal yang ghaib dan mereka meyakininya, maka hukumnya sama seperti mereka. Dan setiap orang yang menerima perkara ini dari orang yang melakukannya, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berlepas diri dari mereka.

Seorang muslim tidak boleh tunduk dan percaya terhadap dugaan dan sangkaan bahwa cara seperti yang dilakukan itu sebagai suatu cara pengobatan, semisal tulisan-tulisan azimat yang mereka buat, atau menuangkan cairan timah, dan lain-lain cerita bohong yang mereka lakukan.

Semua ini adalah praktek-praktek perdukunan dan penipuan terhadap manusia, maka barangsiapa yang rela menerima praktek-praktek tersebut tanpa menunjukkan sikap penolakannya, sesungguhnya ia telah menolong dalam perbuatan bathil dan kufur.

Oleh karena itu tidak dibenarkan seorang muslim pergi kepada para dukun, tukang tenung, tukang sihir dan semisalnya, lalu menanyakan kepada mereka hal-hal yang berhubungan dengan jodoh, pernikahan anak atau saudaranya, atau yang menyangkut hubungan suami istri dan keluarga, tentang cinta, kesetiaan, perselisihan atau perpecahan yang terjadi dan lain sebagainya. Sebab semua itu berhubungan dengan hal-hal ghaib yang tidak diketahui hakikatnya oleh siapa pun kecuali oleh Allah Subhanahhu wa Ta'ala.

Sihir sebagai salah satu perbuatan kufur yang diharamkan oleh Allah, dijelaskan di dalam surat Al-Baqarah ayat 102 tentang kisah dua Malaikat: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan:"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir'. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarkan ayat (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di Akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui." (Al-Baqarah: 102)

Ayat yang mulia ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mempelajari ilmu sihir, sesungguhnya mereka mempelajari hal-hal yang hanya mendatangkan mudharat bagi diri mereka sendiri, dan tidak pula mendatangkan sesuatu kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini merupakan ancaman berat yang menunjukkan betapa besar kerugian yang diderita oleh mereka di dunia ini dan di Akhirat nanti. Mereka sesungguhnya telah memperjualbelikan diri mereka dengan harga yang sangat murah, itulah sebabnya Allah berfirman: "Dan alangkah buruknya perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir itu, seandainya mereka mengetahui."

Kita memohon kepada Allah kesejahteraan dan keselamatan dari kejahatan sihir dan semua jenis praktek perdukunan serta tukang sihir dan tukang ramal. Kita memohon pula kepadaNya agar kaum muslimin terpelihara dari kejahatan mereka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan pertolongan kepada kaum muslimin agar senantiasa berhati-hati terhadap mereka, dan melaksanakan hukum Allah dengan segala sangsi-sangsinya kepada mereka, sehingga manusia menjadi aman dari kejahatan dan segala praktek keji yang mereka lakukan. Sungguh Allah Maha Pemurah lagi Maha Mulia !

KEJAHATAN LEWAT HIPNOTIS

Kalau pada suatu saat Anda didekati oleh seseorang yang belum dikenal dan bertanya-tanya tentang suatu hal, berhati-hatilah. Bukan tak mungkin ia merupakan salah satu anggota komplotan penjahat lewat hipnotis.

Lila tak menaruh curiga sedikitpun, ketika didekati seorang lelaki berwajah tampan saat keluar dari bank. Si lelaki yang berlogat Melayu itu, bertanya jalan menuju sebuah gedung perkantoran di kawasan Sudirman. Gadis manis ini menuruti begitu saja permintaan si lelaki, ketika diminta naik ke atas mobilnya dan bertindak sebagai penunjuk jalan.

Di atas kendaraan, mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta ini melucuti perhiasan yang dimilikinya. Ia baru sadar menjadi korban penipuan, beberapa menit setelah diturunkan di suatu tempat yang tak dikenalnya.

"Untung saja ada orang di sekitar daerah itu yang mempercayai ceita saya dan bersedia mengantarkan pulang," aku gadis manis yang sempat ditepuk puncaknya itu.

Kejadian serupa juga dialami Tanto. Eksekutif sebuah perusahaan ekspor-impor ini kehilangan HP dan uang jutaan rupiah setelah ditepuk oleh seorang lelaki yang mengaku kenalan lamanya.

Lila dan Tanto hanyalah beberapa korban kejahatan lewat hipnotis. Para pelaku biasanya menghipnotis dengan cara menepuk tubuh korbannya. Ada juga yang melalui pandangan mata. Sasaran korban biasanya mereka yang sedang melamun, pikiran kalut dan batin kosong.

Ilmu ini banyak dipakai oleh pelaku kejahatan yang ingin mengeruk keuntungan tanpa harus bertindak keras terhadap korbannya. Ia pun tak harus sampai mencabut nyawa korbannya. Resiko untuk tertangkap juga relatif kecil lantaran para korban biasanya sulit mengenali pelaku secara spesifik.

Meski demikian, bukan berarti kita tak bisa menghindarinya. Caranya, jika ditepuk seseorang maka kita harus dengan cepat menepuk balik. Atau mengucapkan Istighfar. Teknik ini akan membebaskan kita dari pengaruh hipnotis.

Kita juga bisa mengenalinya lewat ciri-ciri si pelaku. Biasanya pelaki berpakaian rapi dan berpura-pura menawarkan sesuatu benda atau menanyakan suatu alamat atau menawarkan jasa mengantar pulang.

BERSAMBUNG.........

Read More - MENGUAK MISTERI BLACK MAGIC Bag. II

my Child

?????:

sumbere background