Nabi ADAM AS
Ia diyakini sebagai manusia pertama di bumi. Tafsir Quran selama ini menyebut ia diciptakan di surga bersama Hawa (Eva). Terbujuk oleh Iblis, Adam dan Hawa "diturunkan" ke bumi. Doa "rabbanaa dhalamnaa anfusana wainlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minal khasirin" (QS Al-Araaf: 23) diyakini sebagai doa Adam-Hawa yang menyesali kesalahan terbujuk Iblis. Keduanya terpisah dan Hawa, menurut legenda, diturunkan di daerah yang sekarang menjadi kota Jeddah - Saudia Arabia. "Jeddah" berarti "nenek" (Hawa). Legenda yang sama menyebut Adam dan Hawa bertemu kembali di Jabal Rahmah - kini di dataran Arafah. Maka Jabal Rahmah sering dijadikan simbol "cinta" atau "jodoh" oleh peziarah.
Riwayat menyebut Adam-Hawa dikarunia putra-putri yang lahir berpasangan. Diantaranya adalah Qabil dan Iklima. Kemudian Habil dan Labuda. Qabil disebut bersifat kasar sedangkan Habil lembut hati. Qabil petani dan Habil peternak. Adam -atas ilham dari Allah-akan menikahkan Qabil dengan Labuda, dan Habil dengan Iklima. Qabil menolak.
Adam mengharuskan keduanya melakukan korban. Yakni menaruh sayuran bagi Qabil dan daging bagi Habil di puncak gunung. Siapa yang korbannya "diterima", dia berhak memilih Iklima atau Labuda sebagai istri. Ternyata, menurut kisah ini, korban Habil yang diterima. Qabil kemudian membunuh Habil. Ia menguburkan saudaranya itu setelah melihat burung gagak mengubur gagak lain yang mati setelah keduanya berkelahi.
Wallahua'lam. Allah yang maha tahu kebenaran kisah yang juga didongengkan kalangan Yahudi ini. Juga tentang kapan persisnya masa hidup Adam-Hawa. Apakah ia berada pada masa sebelum atau setelah "manusia purba" seperti Homo Erectus di Jawa, Homo Pekinensis di Cina atau manusia Neanderthal di Eropa. Yang pasti kisah tentang Adam dan keluarganya memberi pelajaran tentang perlunya keteguhan manusia menghadapi "iblis", tentang dosa, pertemuan laki-laki perempuan, ketulusan untuk berkorban, juga nafsu serakah manusia.
Nabi Ayub AS
Ayub adalah cicit Ibrahim. Ia anak Ish, putra Ishaq. Sedangkan ibunya adalah putri Luth. Besar kemungkinan ia salah seorang dari dua putri yang ditawarkan Luth kepada masyarakat Sodom untuk dinikahi. Hal yang ditolak oleh para penganut praktek homoseksual itu.
Ayub tumbuh di Syam (Syria) dari keluarga kaya raya. Ia mewarisi seluruh kekayaan itu. Setelah dewasa, ia menikahi cucu Yusuf, yakni Rahmah -- anak Afrayim. Keluarga Ayub kemudian dikenal masyarakat Hauran dan Tih sebagai keluarga dermawan yang tiada tara. Ketaatan dan kedermawanan itulah yang menggoda iblis untuk menguji Ayub. Allah pun menantang iblis sekiranya ia sanggup meruntuhkan iman Ayub.
Masa ujian itu tiba. Mula-mula rumah dan seluruh kekayaan Ayub terbakar. Ayub tidak surut dalam pengabdiannya pada Allah. Kemudian seluruh anak-anaknya tewas setelah rumah mereka ambruk. Namun Ayub tetap sabar. Setelah itu, Ayub terserang penyakit kulit yang membuatnya diasingkan masyarakat sekitar. Itupun tidak menggoyahkan hati Ayub.
Dua orang istri Ayub minta cerai. Ayub pun menceraikannya. Hanya Rahmah yang bersumpah setia untuk menemani Ayub hingga akhir hayat. Rahmah yang menggendong Ayub keluar desa begitu mereka diusir masyarakat setempat. Dia terus melayani keperluan Ayub, mencukupi kebutuhannya, bahkan menjual gelung rambut untuk keperluan makan. Masa itu, menjual gelung rambut adalah perbuatan yang dianggap hina.
Delapan puluh tahun berlalu dalam cobaan itu. Ayub tetap merasa belum pantas untuk meminta kesembuhan dari Allah. Ia menganggap beban cobaan itu belum sebading dengan kesenangan yang pernah dinikmatinya. Namun Rahmah terus meyakinkan Ayub agar berdoa. Allah kemudian berfirman agar Ayub menjejakkan kakinya ke tanah. Air pun menyembul dari bekas jejakan kaki itu yang dipakainya untuk mandi dan minum. Ayub mendapatkan kesembuhan melalui air itu.
Kisah Ayub dan Rahmah adalah potret ketabahan keluarga rasul dalam menerima cobaan. Mereka menunjukkan bahwa iman adalah segalanya, lebih dari sekadar harta, keluarga maupun pengakuan manusia.
Read More - Nabi Adam AS dan NAbi Ayub AS
Ia diyakini sebagai manusia pertama di bumi. Tafsir Quran selama ini menyebut ia diciptakan di surga bersama Hawa (Eva). Terbujuk oleh Iblis, Adam dan Hawa "diturunkan" ke bumi. Doa "rabbanaa dhalamnaa anfusana wainlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minal khasirin" (QS Al-Araaf: 23) diyakini sebagai doa Adam-Hawa yang menyesali kesalahan terbujuk Iblis. Keduanya terpisah dan Hawa, menurut legenda, diturunkan di daerah yang sekarang menjadi kota Jeddah - Saudia Arabia. "Jeddah" berarti "nenek" (Hawa). Legenda yang sama menyebut Adam dan Hawa bertemu kembali di Jabal Rahmah - kini di dataran Arafah. Maka Jabal Rahmah sering dijadikan simbol "cinta" atau "jodoh" oleh peziarah.
Riwayat menyebut Adam-Hawa dikarunia putra-putri yang lahir berpasangan. Diantaranya adalah Qabil dan Iklima. Kemudian Habil dan Labuda. Qabil disebut bersifat kasar sedangkan Habil lembut hati. Qabil petani dan Habil peternak. Adam -atas ilham dari Allah-akan menikahkan Qabil dengan Labuda, dan Habil dengan Iklima. Qabil menolak.
Adam mengharuskan keduanya melakukan korban. Yakni menaruh sayuran bagi Qabil dan daging bagi Habil di puncak gunung. Siapa yang korbannya "diterima", dia berhak memilih Iklima atau Labuda sebagai istri. Ternyata, menurut kisah ini, korban Habil yang diterima. Qabil kemudian membunuh Habil. Ia menguburkan saudaranya itu setelah melihat burung gagak mengubur gagak lain yang mati setelah keduanya berkelahi.
Wallahua'lam. Allah yang maha tahu kebenaran kisah yang juga didongengkan kalangan Yahudi ini. Juga tentang kapan persisnya masa hidup Adam-Hawa. Apakah ia berada pada masa sebelum atau setelah "manusia purba" seperti Homo Erectus di Jawa, Homo Pekinensis di Cina atau manusia Neanderthal di Eropa. Yang pasti kisah tentang Adam dan keluarganya memberi pelajaran tentang perlunya keteguhan manusia menghadapi "iblis", tentang dosa, pertemuan laki-laki perempuan, ketulusan untuk berkorban, juga nafsu serakah manusia.
Nabi Ayub AS
Ayub adalah cicit Ibrahim. Ia anak Ish, putra Ishaq. Sedangkan ibunya adalah putri Luth. Besar kemungkinan ia salah seorang dari dua putri yang ditawarkan Luth kepada masyarakat Sodom untuk dinikahi. Hal yang ditolak oleh para penganut praktek homoseksual itu.
Ayub tumbuh di Syam (Syria) dari keluarga kaya raya. Ia mewarisi seluruh kekayaan itu. Setelah dewasa, ia menikahi cucu Yusuf, yakni Rahmah -- anak Afrayim. Keluarga Ayub kemudian dikenal masyarakat Hauran dan Tih sebagai keluarga dermawan yang tiada tara. Ketaatan dan kedermawanan itulah yang menggoda iblis untuk menguji Ayub. Allah pun menantang iblis sekiranya ia sanggup meruntuhkan iman Ayub.
Masa ujian itu tiba. Mula-mula rumah dan seluruh kekayaan Ayub terbakar. Ayub tidak surut dalam pengabdiannya pada Allah. Kemudian seluruh anak-anaknya tewas setelah rumah mereka ambruk. Namun Ayub tetap sabar. Setelah itu, Ayub terserang penyakit kulit yang membuatnya diasingkan masyarakat sekitar. Itupun tidak menggoyahkan hati Ayub.
Dua orang istri Ayub minta cerai. Ayub pun menceraikannya. Hanya Rahmah yang bersumpah setia untuk menemani Ayub hingga akhir hayat. Rahmah yang menggendong Ayub keluar desa begitu mereka diusir masyarakat setempat. Dia terus melayani keperluan Ayub, mencukupi kebutuhannya, bahkan menjual gelung rambut untuk keperluan makan. Masa itu, menjual gelung rambut adalah perbuatan yang dianggap hina.
Delapan puluh tahun berlalu dalam cobaan itu. Ayub tetap merasa belum pantas untuk meminta kesembuhan dari Allah. Ia menganggap beban cobaan itu belum sebading dengan kesenangan yang pernah dinikmatinya. Namun Rahmah terus meyakinkan Ayub agar berdoa. Allah kemudian berfirman agar Ayub menjejakkan kakinya ke tanah. Air pun menyembul dari bekas jejakan kaki itu yang dipakainya untuk mandi dan minum. Ayub mendapatkan kesembuhan melalui air itu.
Kisah Ayub dan Rahmah adalah potret ketabahan keluarga rasul dalam menerima cobaan. Mereka menunjukkan bahwa iman adalah segalanya, lebih dari sekadar harta, keluarga maupun pengakuan manusia.