NABI YA'KUB AS
Ya'kub lahir dan tumbuh di tanah Palestina. Sewaktu dewasa, ia pindah ke Babilonia ikut ke tempat pamannya, Laban, seorang yang berpengaruh di daerah itu. Laban bermaksud mengawinkan Ya'kub dengan putrinya pertamanya, Layya. Tapi Ya'kub lebih ingin menikahi putri kedua Laban yang cantik, Rahiel. Ya'kub memang berhasil menikahi Rahiel setelah sebelumnya menikahi Layya. Pernikahan dengan Rahiel terjadi setelah Ya'kub memenuhi persyaratan yang diajukan Laban, yakni menggembalakan kambing serta mengolah kebun Laban selama tujuh tahun. Selain kakak beradik itu, Ya'kub juga menikahi dua orang budak. Mereka adalah Zulfa dan Balhah. Keempat istri tersebut melahirkan 12 anak bagi Ya'kub. Merekalah yang kemudian menjadi 12 kelompok orang Yahudi.
Dari 12 anak itu, dua orang diantaranya mendapat tempat istimewa di hati Ya'kub. Mereka adalah Yusuf yang kelak menjadi rasul pula, serta adiknya. Bunyamin. Keduanya adalah anak Rahiel. Merekalah -terutama Yusuf-yang terus menjadi sasaran iri hati saudara-saudaranya.
Namun Yusuf bukan satu-satunya keturunan Ya'kub yang menjadi rasul. Seorang keturunan Ya'kub dari Bunyamin adalah Yunus yang juga menjadi rasul. Lawi dan Yahudza -keduanya anak Ya'kub dengan Layya-juga menurunkan para rasul. Musa, Harun, Ilyas dan Ilyasa adalah keturunan Lawi. Sedangkan Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya dan Isa adalah para rasul Yahudi anak cucu Yahudza.
Maka Ya'kub adalah kakek moyang para rasul sebelum masa Muhammad. Sikap dan cara berpikirnya tentu berpengaruh pada para rasul keturunannya serta kaum Yahudi dan kemudian Nasrani penegak panji keesaan Allah sebelum era Muhammad.
NABI YUNUS AS
Yunus lahir dan besar di Syam. Ia kemudian berdakwa di Ninawa, tempat yang diyakini sekarang berada di dekat Mausul-Irak. Kehadiran Yunus tak mendapatkan sambutan baik masyarakat setempat. Selama lebih tiga puluh tahun menyeru kebaikan, dia hanya memperoleh dari dua orang. Rubil dan Tanukh. Nyaris Yunus putus asa. Allah pun meminta Yunus untuk berdakwah lagi selama 40 hari.
Tak ada perubahan yang terjadi. Maka Yunus memutuskan untuk pergi. Sepeninggal Yunus, awan hitam pun menggantung. Suara gemuruh menggelegar. Kaum bencana awan panas serta petir yang menimpa kaum Madyan di masa Syuaib mungkin telah sampai pada mereka. Seluruh penduduk pun berkumpul di tanah lapang menyatakan taubatnya secara sungguh. Perlahan gumpalan awan itupun menipis hingga sirna.
Warga Ninawa berusaha mencari Yunus kembali. Yunus, yang tak tahu pertaubatan itu, malah pergi menghindar lantaran khawatir dibunuh. Ia kemudian menumpang sebuah kapal. Di tengah perairan, kapal pun diguncang topan. Keyakinan masa itu, badai datang karena para penumpang kapal penuh dosa. Untuk meredakan badai harus dilakukan pengorbanan. Yunus terpilih untuk dikorbankan setelah diundi tiga kali.
Yunus dilemparkan ke laut. Tubuhnya ditemukan kembali dalam perut ikan yang terdampar di pantai. Atas kuasa Allah, Yunus ternyata masih hidup. Setelah sembuh, ia kembali berdakwah di masyarakat Ninawa yang kali ini menyambutnya dengan sangat baik.
Besar kemungkinan peristiwa itu terjadi di Laut Hitam. Sedangkan ikan penelan Yunus yang paling mungkin adalah paus. Kisah Yunus mengajarkan bahwa kebesaran Allah tak mungkin sepenuhnya terjangkau oleh perhitungan biasa manusia. Juga bahwa ketekunan (berdakwah) pada akhirnya akan berbuah.
0 komentar:
Posting Komentar